Sinjai Timur (Humas Sinjai) – Kepala Bidang Penerangan Islam Zakat dan Wakaf Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Sulawesi Selatan K.H.Kaswad Sartono melakukan kunjungan kerja dalam rangka pembinaan kompetensi Penyuluh Agama Islam (PAI).Kamis (27/01/2022).
Kasi Bimas Islam Kemenag Kab.Sinjai A.Pelita dalam sambutan penerimaannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada Kabid PENZAWA atas kedatangannya di KUA Kec.Sinjai Timur dan menjadi suatu bukti kepeduliaan dan juga untuk melihat kondisi real Kepala KUA beserta jajarannya. Kata Kasi Bimas Islam
Sementara Kabid PENZAWA dalam sambutannya menyampaikan rasa bahagia dapat hadir di KUA Kec.Sinjai Timur bertemu secara langsung Kepala KUA, Staf, serta para penyuluh agama islam kec. sinjai Timur.
Dia menyampaikan beberapa hal penting dan merupakan program Revitalisasi KUA, Moderasi Beragama, Digitalisasi .Dan meminta hal penting tersebut harus tercermin dalam pelayanan KUA. Indikasi untuk melihat semua jenis kegiatan harus tercermin dalam buku tamu tegasnya.
Lebih lanjut menyampaikan masalah moderasi beragama penting juga untuk disikapi bersama karena ini merupakan masalah sentral dalam kehidupan berbangsa bila tidak disikapi dengan arif bijaksana bisa menimbulkan pertentangan. Tukasnya
Defenisi tentang moderasi beragama cara pandang atau perilaku yang tidak ekstrim kanan atau kiri. tapi di tengah (washatan) ekstrim kanan itu adalah kaum funda mentalis yang tidak menerima kearifan lokal. Sementara Ekstrim Kiri liberal bebas berpendapat. Golongan ini memandang semua agama baik, semua agama benar tergantung akhlak masing-masing. Keduanya ini tidak baik, idealnya menurutnya yang kanan ditarik ketengah yang kiri juga di tarik ke tengah, ungkap Sartono
Diakhir sambutanya Sartono menjelaskan tentang moderasi ada 4 (empat) hal diantaranya
1. Komitmen kebangsaan, NKRI dari sabang sampai merauke sudah final, dan harga mati artinya jika ada orang yang tidak bersedia komitmen dengan masalah kebangsaan apalagi penyuluh silahkan keluar dari garis penyuluh. Tegasnya.
2.Toleransi atau tasamuh.menghargai perbedaan. Mungkin dapat disimpulkan bahwa berbeda dalam keragaman, tapi menyatu dalam kesatuan. Perbedaan Instrument ada suling, gendang, dan bass dari perbedaan itu menyatu dalam harmoni (keserasian) bunyi.
3.Anti kekerasan, kekerasan apapun bentuknya hoax, bully, Fitnah, teroris sangat bertentangan dengan kaidah islam.
4.Menerima kearifan lokal di indonesia sangat banyak. Jika bertentangan dengan islam jelas ditolak. Tapi merurutnya apa bisa mengislamisasi budaya. Aspek budaya ikut nilai syiarnya juga masuk. Katanya lagi .(Hasimuddin/Arf)