Wajo (Humas Kemenag) – Pengajian bersama AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA kembali diadakan pada 24 September 2023 pukul 05.00, setelah pelaksanaan shalat subuh di masjid masing-masing tingkatan pondok pesantren. Kegiatan ini tetap memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu yang efektif untuk memfasilitasi akses santri dalam memperoleh wawasan keagamaan.
Pengajian kali ini difokuskan pada kajian ayat-ayat Al-Qur’an dengan pendekatan ilmu tafsir, yang dikaji langsung oleh Anre Gurutta, Prof Nasaruddin Umar, Pada kesempatan ini, Anre Gurutta memberikan penelaahan mengenai lafadz ta’awwudz.
Anre Gurutta secara mendalam menjelaskan pentingnya pengucapan lafadz ta’awwudz ketika membaca Al-Qur’an. Anre Gurutta menekankan bahwa saat membaca Al-Qur’an, kita seharusnya tidak lupa untuk mengucapkan ta’awwudz, karena membaca Al-Qur’an tanpa melafadzkan ta’awwudz dianggap tidak beradap.
Pengajian kali ini juga mendalami arti dari kata “syaiton”, yang merujuk pada segala hal yang dapat menjauhkan manusia dari Allah dan menciptakan kebatilan dalam hidup manusia. Selain itu, pembahasan juga mencakup subtansi dari ta’awwudz, yang terdiri dari 5 aspek penting, yaitu pemahaman tentang makna permohonan perlindungan, siapa yang memohon perlindungan, kepada siapa perlindungan tersebut diajukan, makhluk yang hendak dijauhi (dalam konteks ini, setan), dan tujuan dari permohonan perlindungan tersebut.
Lebih lanjut, dalam pengajian ini, para santri diajak untuk memahami secara lebih mendalam tentang hakikat dari permohonan perlindungan. Anre Gurutta Prof. Dr. Kh. Nasaruddin Umar, Ma menekankan bahwa berdoa memiliki nilai yang lebih tinggi daripada hanya sekedar pengabulan doa. Hal tersebut karena lebih penting mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, yang pada akhirnya akan mengabulkan doa kita. Allah Swt sang pengabul doa lebih tahu apa yang sebenarnya terbaik untuk kita. Allah Swt memberikan apa yang lebih kita butuhkan dibanding mengabulkan doa yang akhirnya hanya akan menyesatkan manusia.
Dalam pengajian ini juga dibahas berbagai jenis doa, mulai dari doa yang diucapkan secara lisan, doa yang diucapkan dalam kekuatan batin dan doa yang dinyatakan melalui kesiapan batin untuk menerima segala pemberian dari Allah Swt.
Tidak hanya itu, dalam pengajian ini juga mengungkapkan tanda-tanda bahwa doa kita akan dikabulkan, salah satunya adalah ketika kita diuji dengan cobaan-cobaan luar biasa. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya kesabaran dan keyakinan dalam menjalani ujian yang Allah berikan juga sebagai ujian penghapus dosa kita.
Pengajian kali ini memberikan pencerahan yang mendalam mengenai pentingnya lafadz ta’awwudz dalam membaca Al-Qur’an dan mengajak kita untuk memahami makna yang lebih dalam dari doa serta hakikat permohonan perlindungan. Semoga pengajian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pedoman bagi para santri dalam menjalani kehidupan beragama mereka.(nm)