Kakan Kemenag Bulukumba Tampil Percaya Diri Saat Seminarkan AKZI SIFALE'NU

Kakan Kemenag Bulukumba, H Muhammad Yunus saat sedang mempresentasikan gagasan aksi perubahannya yang bernama AKZI SIFALE’NU.

Banjarbaru, (Humas Bulukumba) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba, H. Muhammad Yunus menjadi salah satu peserta dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan VIII yang diadakan oleh Pusdiklat Tenaga Administrasi Balai Litbang dan Diklat Keagamaan (BDK) Banjarmasin. Pada Senin kemarin (20/06/2022), Kepala BDK Banjarmasin, H. Khaeroni membuka kegiatan klasikal PKA Angkatan VIII secara resmi melalui daring. Kegiatan klasikal ini akan berlangsung hingga tanggal 23 Juni 2022 mendatang.

Hari ini, Selasa (21/06/2022), bersama 39 pejabat struktural eselon III lainnya, Kakan Kemenag Bulukumba, H Muhammad Yunus melakukan seminar implementasi aksi perubahan. Di hadapan penguji, coach, dan mentor, ia tampil mempresentasikan gagasannya bernama AKZI SIFALE’NU, yaitu Akselerasi Zakat, Infaq, dan Sedekah Berbasis Kearifan Lokal untuk Kesejahteraan Umat.

Saat seminar berlangsung, Yunus didampingi oleh mentor, H. Khaeroni, M.Si. (yang juga selaku Kakanwil Kemenag Sulsel), dan coach H. Risdiyati, M.Pd (salah satu widyaiswara madya pada BDK Banjarmasin). Adapun yang menjadi penguji yaitu DR. H. Suyanto, M.Si.

Kepada penguji, Yunus melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakannya berdasarkan milestone yang tertuang dalam rancangan aksi perubahan (RAP). Muhlis HM selaku sekretaris tim efektif ketika dihubungi via WhatsApp menjelaskan bahwa terdapat 8 milestone jangka pendek dari aksi perubahan yang telah dilalui oleh reformer, mulai dari konsultasi dengan mentor mengenai judul, lalu pembentukan tim efektif, sampai kepada launching program AKZI SIFALE’NU di 2 (dua) Kecamatan di Kabupaten Bulukumba sebagai locus piloting, yakni Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Gantarang.

Program AKZI SIFALE’NU mendapatkan dukungan dari pemerintah, tokoh agama dan masyarakat. Sifale’ dalam bahasa daerah Bulukumba berarti segenggam. Sebagai reformer, Yunus mengamati kebiasaan masyarakat Bulukumba yang gemar memberi dalam bentuk barang daripada uang.

Berawal dari berzakat segenggam beras, Yunus berharap, ide yang digagasnya dapat berdampak pada lahirnya kepekaan sosial dalam membantu kaum duafa dan menopang kegiatan sosial keagamaan di desa, serta menjadi jaring pengaman sosial bagi masyarakat kurang mampu.

Dalam mendukung pelaksanaan proyek perubahannya, dibentuk unit pengumpul zakat di setiap desa di Bulukumba, bahkan di madrasah. Saat ini, gerakan sedekah segenggam beras telah banyak dilakukan masyarakat Bulukumba.

Usai seminar, Muhammad Yunus mengaku lega dan puas. Proses diklat yang diikutinya selama 60 hari kalender, mulai 21 April 2022 lalu akhirnya bisa selesai dengan lancar. (Incess/FR)


Daerah LAINNYA