Maros, (Humas Maros) - Keluarga Besar Yayasan Al Ihsan Lekopancing menggelar Peringatan Maulid Nabi Besar Muhamad SAW 1442 H, yang bertempat di Mushallah Yayasan Al Ihsan Lekopancing, Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Rabu (02/12/20).
Kegiatan Maulidur Rasul SAW bertema 'Dengan Memperingati Maulid Nabi, Kita Teladani Budi Pekerti Rasulullah Dalam Membangun Karakter Peserta Didik Yang Berakhlakul Karimah".
Hadir dalam acara tersebut adalah Ust. Abdul Kadir Gaffar, S.Ag selaku pembawa hiknah Maulid, Kakan Kemenag Maros H. Muhammad Tonang, S.Ag, M.Ag beserta para Kasi dan Pengawas Madrasah, Ketua NU Cabang Maros Drs. KH Ibnu Hajar, Kacab Dinas Pendidikan Wilayah I, Wakil Kadis Pendidikan Maros, Kades Lekopancing,, tokoh agama serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, ketua Yayasan Al Ihsan Lekopancing Drs. H Muh. Saleh Rowa, M.Pd menyampaikan beberapa kesulitan prosesi pendidikan. Pada kondisi seperti ini, dengan adanya virus corona atau yang dikenal dengan istilah covid 19, proses pendidikan di sekolah mengalami kesulitan melaksanakan proses belajar mengajar.
Ia menyebut, masa pandemi sekarang, pemerintah telah membuat peraturan untuk tetap dirumah saja, segala hal yang dikerjakan dilakukan dengan daring begitu juga dengan proses belajar mengajar.
“Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam proses pendidikan jarak jauh karena kurangnya akses komunikasi, karena keluarga sendiri tidak memiliki handphone atau laptop yang digunakan untuk melakukan proses belajar daringâ€, ungkapnya.
Kesulitan lain yang dihadapi saat ini kata Muh. Saleh adalah proses pengenalan siswa baru terhadap lingkungan sekolah, karena saat penerimaan murid baru, pemerintah mengeluarkan aturan untuk meniadakan proses tatap muka di sekolah.
Menanggapi hal ini, Kakan Kemenag Maros H. Muhammad Tonang, S.Ag, M.Ag., menyebut hal tersebut solusi terbaik berdasarkan SKB 4 Menteri yakni SKB Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran TA 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19.
"Dengan SKB 4 menteri itu, pemerintah mengupayakan pemenuhan kebutuhan pembelajaran tatap muka dari peserta didik yang memiliki kendala dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Juga pelaksanaan pembelajaran tatap muka dapat diperluas sampai dengan zona kuning yang memiliki tingkat risiko penularan rendah berdasarkan hasil pemetaan satuan tugas nasional penanganan COVID-19â€, jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, H. Muhammad Tonag kembali mengingatkan tentang syarat pembentukan pondok yang disebut sebagai arkanul mahad yakni terdapat kyai selaku pembimbing, ada santri yang bermukim, ada asrama pesantren, masjid atau mushalla, memiliki kajian kitab kuning atau dirasah islamiyah dengan pola pendidikan muallimin.
Selanjutnya, hikmah Maulid disampaikan oleh Ust Abdul Kadir Gaffar, S. Ag. mengurai keutamaan Rasullullah ketika ia memimpin ummat. Sebagai wujud pertanggung-jawaban seorang manusia sebagai hamba Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan pernyataan yang menggambarkan bahwa seluruh manusia itu hakekatnya adalah sebagai pemimpin.
Pemimpin akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya. Olehnya itu, seorang pemimpin dalam mengemban amanah harus meneladani empat sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Sifat tersebut adalah shidiq, amanah, fathonah dan tabligh. (dlf/hms)