Kasi PAI Kemenag Bone Pesan Moderasi Beragama Pada KKG PAI

Unyyi, (Humas Bone) - Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAI) Kementerian Agama Kabupaten Bone, Taufiq Raden, menghadiri Rapat Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam Wilayah Utara. Pertemuan ini berlangsung di Kantor Badan Pengurus Perkumpulan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (BPP UPK DAPM), yang terletak di Kelurahan Unyyi, Kecamatan Dua Boccoe. Senin, (29/1/2024).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Hj. St. Zaenab, Pengawas PAI Tingkat SD Wilayah Utara, Operator Emis dan Siaga, M. Firdaus, Staf Seksi PAI, Muh. Nur Alamsyah, Ketua KKG Kecamatan Dua Boccoe A. Agussalim, serta para Guru PAI se-Kecamatan Dua Boccoe.

Dalam laporan yang disampaikan oleh A. Agussalim selaku Ketua KKG Kecamatan Dua Boccoe, terungkap bahwa jumlah Guru PAI ASN dan Non ASN di Wilayah Kecamatan Dua Boccoe mencapai 41 orang. Dari jumlah tersebut, 21 orang guru ASN telah disertifikasi, 16 orang guru ASN belum tersertifikasi, 1 orang honorer telah sertifikasi, dan 3 orang honorer belum. Harapan untuk tahun ini adalah agar sejumlah guru honorer dapat menjadi ASN.

Salah satu fokus utama rapat ini adalah mengenai sosialisasi Emis 4.0 dan siaga pendis untuk semester genap tahun ajaran 2023/2024. A. Agussalim menekankan pentingnya pemahaman awal terhadap aplikasi ini mengingat kompleksitas dan kebutuhan akan data yang tepat. Dia juga berharap agar Kemenag dapat memberikan pemahaman yang memadai terkait dengan aplikasi tersebut.

Pengawas PAI Wilayah Utara, Hj. St. Zaenab, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya sosialisasi Emis 4.0 dan siaga PAI dilaksanakan, karena Emis merupakan sistem yang dikelola oleh Kemenag untuk mendata informasi dalam jumlah besar dan memiliki peran penting dalam perencanaan kebijakan program PAI.

Dalam arahannya, Taufiq Raden menyampaikan pesan penting terkait dengan moderasi beragama. Beliau menyoroti keberagaman budaya dan bahasa di Indonesia serta kekayaan sumber daya alam negara. Kemudian, beliau membahas empat indikator moderasi beragama, yang meliputi toleransi, komitmen kebangsaan, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap kearifan lokal.

Taufiq Raden juga menyoroti pentingnya aplikasi digital dalam konteks pendidikan, dengan mengakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh generasi mendatang akan lebih berat. Oleh karena itu, madrasah digital dan digitalisasi dalam pendidikan diharapkan dapat membantu guru-guru PAI dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi para guru PAI untuk meningkatkan pengembangan diri dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi kemajuan pendidikan agama Islam di Kabupaten Bone. (Hamid)


Daerah LAINNYA