KASUBAG TU KEMENAG SINJAI SAMPAIKAN MATERI PADA SEMINAR BIDANG PENDIDIKAN

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

H.Roslan: Efektif dalam memberi contoh dengan melakukannya, bukan menjelaskannya

Sinjai Utara, (Inmas Sinjai) - Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kab.Sinjai  H. Roslan S.Ag, M.Pd.I didaulat membawakan materi dalam rangka kegiatan peningkatan  peran serta organisasi Perempuan TA 2017 yang di laksanakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pegendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kab.Sinjai, Bertempat di Ruang Pola Eks Kantor Bupati Lama, Kamis (26/10)H.Roslan  dalam Materi  nya  “Pentingnya Pendidikan Dalam Mewujudkan sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Beriman dan Bertakwa”, Beliau mengatakan   ada 3 pilar pendidikan diantaranya penididikan in formal (pendidikan di dalam keluarga)pendidikan non formal ( pendidikan di dalam bermasyarakat)( majelis taklim, kursus-kursus, dsb.) pendidikan formal (pendidikan di dalam satuan pendidikan) peran orang tua apa yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anaknya apabila  dapat memahami prinsip ini, maka nanti tidak akan kesulitan dalam mendidik anak. Kenapa Tidak, seorang anak akan mengikuti apa yang menjadi kebiasaan orang tuanya. jadi, dalam mendidik anak, apabila ingin anak menjadi anak yang baik dan juga memiliki banyak trait positif,berilah contoh-contoh yang positif kepada anak.

Lebih Lanjut beliau mengatakan hilangkan bahasa kasar dan juga kotor, namun perbanyaklah penggunaan tata bahasa yang sopan santun, begitu pula dengan perilaku. hindari melakukan kebiasaan buruk anda di depan anak-anak, seperti memukul, dan kebiasaan lainnya, yang tidak pantas, orang tua harus bisa menjaga anaknya dari lingkungan sosial yang buruk selain mengajarkan mengenai tata karma, sopan santun dan juga perilaku positif, orangtua juga wajib untuk mendidik anaknya agar dapat menjauhi lingkungan sosial yang buruk dan berbahaya, seperti lingkungan anak jalanan, dan juga lingkungan yang bebas dan tidak taat akan aturan,H. Roslan Lebih Jauh mengatakan  beberapa dampak dari pola pengasuhan anak diantaranya : anak tertekan, tidak percaya diri, cenderung agresif/berontak, dan tidak terampil dalam mengambil keputusan. (Otoriter), Anak suka memaksakan kehendak mau menang sendiri, kontrol dirinya kurang, dan kurang bertanggung jawab (permisif), Anak percaya diri, mandiri, dapat mengedalikan diri, dan bertanggung jawab.strategi menanamkan kedisiplinan anak usia dini (demokratis)

Anak banyak belajar dari meniru. ingatlah prinsip “saya dengar, saya lupa. saya lihat, saya ingat. saya kerjakan, saya mengerti”. cara yang efektif dalam memberi contoh adalah dengan melakukannya, bukan menjelaskannya ,hindari komunikasi dengan kalimat negatif (jangan, tidak boleh, dan sejenisnya)  sebab tidak jelas. gunakan kalimat positif. contoh “nonton tv-nya dari sini ya”, lebih jelas dari pada “jangan nonton tv terlalu dekat” sebab dekat adalah kata abstrak.tegas, tapi bukan keras. misalnya membuat aturan yang logis, aturannya bermanfaat dan jelas alasannya. jika melanggar ada sanksi efektif sesuai kesalahan dan usia. sebaliknya jika  melakukan aturan, ada pujian. misalnya jangan buang sampah sembarangan, maka orang tua menyediakan tempat sampah. jika anak melanggar, maka hukumannya memita anak membuang sampah tersebut ke tempatnya.konsisten. yakni dilakukan terus menerus, orang tua juga ikut mentaati peraturan tersebut sebagai teladan.

H.Roslan juga tak Luput dari ingatanya memaparkan cirri ciri keluarga berkualitas dihadapan ibu ibu yang sempat hadir diantanya:

  • keluarga yang  berdiri di atas pondasi keimanan yang kokoh
  • Keluarga   yang  menunaikan misi ibadah dalam kehidupan.
  • Keluarga yang mentaati ajaran agama
  • Keluarga yang saling mencintai dan menyayangi
  • Keluarga yang saling menjaga dan menguatkan dalam kebaikan
  • Keluarga yang saling memberikan yang terbaik untuk pasangan
  • Keluarga yang mudah menyelesaikan permasalahan
  • Keluarga yang membagi peran berkeadilan
  • Keluarga yang kompak mendidik anak-anakKeluarga yang berkontribusi untuk kebaikan masyarakat, bangsa dan NegaraKasubag TU juga menjelaskan  beberapa aspek dalam membentuk generasi yang berkualitas diantaranya aspek fisik/jasmani generasi berkualitas berarti generasi yang dari segi jasmani menunjukkan tingkat kesehatan yang baik. kesehatan jasmani dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan sejak dilahirkan (asi), aspek psikis/psikologis dan ekonomi  psikologis yang berkualitas diukur dari tingkat pengembangan dan pendayagunaan potensi-potensi yang terdapat didalamnya, seperti bakat, minat, kemampuan berpikir, pengendalian emosi, kepedulian sosial dan aspek spiritual terwujud dalam kualtas iman dan takwa, yang berarti kemampuan mengendalikan diri untuk tidak melanggar yang diperintahkan dan sebaliknya tidak memperturutkan sesuatu yang dilarang oleh allah swt. manusia yang beriman tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai kesuksesan. kualitas spiritual (iman dan takwa, hubungan manusia dengan penciptanya) terimplementasi dalam akhlak atau moral (hubungan manusia dengan sesamanya). akhlak terhadap ibu dan bapak adalah dengan berbuat baik dan berterima kasih kepada keduanya. akhlak terhadap orang lain, yaitu bersikap sopan dan santun terhadap sesama, tidak sombong, tidak angkuh, berjalan sederhana dan bersuara lembut.manusia diciptakan oleh allah swt sebagai makhluk sosial yang harus menjalani kehidupan bersama dan dalam kebersamaan dengan orang lain. perwujudannya dalam kebersamaan tidak sekadar mampu bergaul dengan orang lain, tetapi juga memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi. (Fay/Fsl/arf)

Daerah LAINNYA