Kemenag Bantaeng Berduka

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Bantaeng, (13/2) - Innaa Lillahi Wa Innaa Ilaihi Rojiuun. Keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng dirundung duka yang begitu mendalam atas berpulangnya kerahmatullah bapak Nursyamsul, SE (pak Ancu) pada hari ini (Selasa,13/2/2018) pukul 15.40. Wita, sore, menyusul kematian sang ayahanda Ust H. Mappi (pensiunan Depag) di hari yang sama pada pukul 09.00. Wita siang.

Almarhum Nur Syamsul (Pak Ancu) merupakan ASN pada Kantor Kemenag Bantaeng yang bertugas sebagai staf/pelaksana pada Seksi PAIS (Pendidikan Agama Islam Di Sekolah) dengan pangkat/golongan terkahir: Penata/III.c.

Sementara sang ayahanda ust H. Mappi merupakan pensiunan Departemen Agama Kab. Bantaeng dengan tugas terakhir sebagai Kasubsi Penyuluhan Agama Islam pada Seksi Penais setelah sebelumnya pernah menjabat Kepala KUA antara lain KUA Kec. Tompobulu dan KUA Kec. Bissappu, dan setelah pensiun almarhum masih diberi amanah sebagai Pembantu PPN Kel. Bonto Atu Kec. Bissappu.

Kematian Pak Ancu yang dikenal sebagai penggemar dan penggiat olah raga sepak bola/Futsal baik di kehidupan pribadi maupun dikalangan ASN Kantor Kementerian Agama Kab. Bantaeng ini sungguh begitu singkat.

Rekan sekerja serta koleganya yang sebagian besar merupakan Guru PAI pada Sekolah ini tak menyangka dengan kematian almarhum yang begitu cepat.

Selama kurang lebih 2 pekan almarhum memilih untuk dirawat di rumah setelah divonis gagal ginjal oleh dokter di RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, rumah almarhum pun tak pernah sepi oleh para penjenguk yang datang silih berganti untuk mendoakan dan memberi motivasi kepadanya.

Ikhtiar pun senantiasa dilakukan oleh pihak keluarga dan rekan serta sahabat seperjuangan almarhum demi kesembuhan bapak 4 anak ini dengan pengobatan-pengobatan alternatif.

Namun takdir kematian tak dapat ditolak, pak Ancu harus menghadap sang Khalik hari ini menyusul kematian sang ayahanda dihari yang sama. Sungguh suatu takdir yang sangat tragis dan sangat dramatis, dimana kematian sang anak dan sang ayah ditetapkan dihari yang sama.

Tak ada kata yang dapat terucap selain do'a ke hadiratNya, semoga kedua almarhum mendapat tempat yang paling layak di sisiNya dan semoga segala amal kebajikannya semasa hidup di dunia menjadi syafaat dihari kemudian. Amiin ya Robbal Alamin

Buat segenap keluarga yang ditinggal, tidak ada jalan yang lebih baik selain mengikhlaskannya, sebab dengan kita mengikhlaskannya,  almarhum akan lebih tenang di alam sana. Sesungguhnya kita semua milik Allah SWT, dan hanya kepda-Nyalah kita semua akan kembali.

Musibah kematian adalah suatu pengingat bagi seluruh umat manusia, bahwa tidak ada kekekalan bagi manusia yang hidup di dunia ini, dan sesungguhnya, setelah kematian masih ada kehidupan, dan itulah kehidupan yang paling hakiki.

Tetesan air mata dari hati tidak akan mampu mengembalikan perginya nyawa seseorang. Tetaplah tegar, dan anggaplah kepergian dia sebagai pengingat bahwa kita hanya manusia biasa yang sama-sama akan mengalami kematian. Jalani hidup ini dengan keberanian dan tetaplah selalu mengingat bahwa kita akan mengalami kematian.

Kematian bukan berarti berakhirnya kehidupan, namun kematian adalah berawalnya kehidupan yang abadi. Mari kita usap air mata kita, kita hilangkan semua rasa sedih yang berlebihan, dan bedoalah semoga dia bahagia di alam sana.

"Selamat jalan pak Ancu semoga engkau tenang di alam sana, dan amal kebaikan yang telah Engkau persembahkan semasa hidupmu, Insya Allah syurga menjadi balasannya". Demikian ungkapan dan do'a segenap kerabat dan rekan sekerja pak Ancu. (Mhd)


Daerah LAINNYA