Kemenag Bone Santuni Korban Kebakaran Amali

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Amali, (Inmas Bone) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone dalam program Kemenag Bone Peduli, santuni korban kebakaran di Dusun Maccope Desa Tassipi Kecamatan Amali Kabupaten Bone, Sabtu (10/8/2019).

Pemberian santunan berupa sembako dan uang tunai jutaan rupiah baik dari Madrasah maupun para pegawai dan UPZ Kantor Kemenag Bone itu diserahkan langsung Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bone Dr. H. Wahyuddin Hakim, M.Hum.

Selain Kakan Kemenag Bone, turut penyerahan santunan juga dilakukan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Drs. H. Kasmaruddin, M.Pd, Penyelenggara Syariah H. Ahmad Yani, S.Ag., M.Ag kepada masing-masing kepala keluarga atau Ibu rumah tangga korban.

Pada kesempatan itu, Kakan Kemenag Bone H. Wahyuddin menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas musibah yang menimpah tujuh rumah di Tassipi ludes terbakar api. Tak lupa juga nasehat dan semangat kepada korban untuk bangkit kembali pada lembaran baru.

Peristiwa itu kata H. Wahyuddin merupakan cobaan berat dan akan menjadi sejarah pahit yang memilukan hingga tak aka terlupakan.  Namun siapa yang tahu jika peristiwa itu adalah rahasia Ilahi. Mungkin Allah merencanakan yang lebih baik kedepan atau menggantikan rumah dan harta yang lebih megah dengan usaha katanya.

Setelah proses penyerahan santunan, Kakan Kemenag Bone mencoba berjalan ketengah bekas peristiwa dimana sebelumnya tujuh rumah berdiri kokoh namun dalam sekejab menjadi arang dan abu hingga rata dengan tanah.

Sejenak kemudian ia mendengar tangisan pilu bagaikan menorehkan kepedihan yang mendalam. Tangisan itu terdengar dibalik tenda darurat PMI Kabupaten Bone. Seorang laki-laki separuh baya yang diderai air mata. Kakan Kemenag Bone lalu menghampirinya dan menyampaikan rasa belasungkawanya.

Dalam kesempatan itu, ia menanyaka kronologis kebakaran hebat itu hingga tujuh rumah ludes terbakar dalam sekejab. Laki-laki itu bernama Marwan menjawab dan menceritakan jika kebekaran terjadi akibat terlupanya padamkan api didapur pada rumah pertama.

“Istri Arifuddin, Alwiah sedang memasak di dapur dengan menggunakan kayu bakar dari arang. Namun, Alwiah meninggalkan dapur untuk mencuci pakaian dan lupa mematikan api”, ungkap Marwan pemilik rumah yang ketujuh atau yang terakhir terbakar.

Dirinya terlihat menangis pilu. Bagaimana tidak rumah beserta isinya baik hasil panen jagung dan cengkeh tidak ada yang terselamatkan. Dalam kehidupan yang fanaa ini, dirinya harus berjuang keras lagi mulai dari nol bagaikan membuka lembaran baru.

Peristiwa ini tidak ada korban jiwa namun kerugian materi akibat dari kebaran tersebut ditaksir mencapi ratusan juta rupiah. (ah/wrd)


Daerah LAINNYA