KEMENAG LUWU DAN FKUB KUNJUNGAN KERJA KE BOLA ASERA

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Suli, (Kemenag Luwu) - Dusun Padada desa Poringan Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu adalah daerah yang disinyalir dan diissukan oleh masyarakat terdapat sekelompok warga yang menganut faham keagamaan menyimpang dalam kegiatan sehari-harinya oleh karena itu Kementerian Agama Kabupaten Luwu bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Luwu melaksanakan kunjungan kerja dan bersilaturrahmi serta saling tukar menukar informasi dengan warga yang berada di dusun Padada Desa Poringan Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu. Rombangan yang terdiri dari Ketua FKUB Kabupaten Luwu, Drs. H. Nasaruddin Bin A, Sekretaris FKUB  DR.H.M. Rusydi Hasyim, S.Ag., M.Ag, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kementerian Agama Kab. Luwu, H.M. Rafi’I Ruslin, S.Ag., M.Sos.I, Kepala KUA Suli, H.A. Baso Aqil Nasaruddin, S.Ag., M.Pd.I dan beberapa rombongan lainnya bertolak ke dusun Padada Desa Poringan Kecamatan Suli Barat pada hari Jum’at tanggal 29 September 2017 dengan menggunakan kendaraan roda dua dengan waktu tempuh sekitar 2 jam lamanya dari Kota Belopa karena akses jalan yang tidak bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat, rombongan melaksanakan sholat Jumat di Masjid dengan bangunan sederhana di dusun Padada desa poringan Kecamatan Suli Barat, ketua FKUB Kabupaten Luwu sempat didaulat menjadi khatib pada acara jum’at hari itu.

Selesai melaksanakan sholat jum’at rombongan sempat melakukan dialog singkat dengan Kepala Desa Poringan, Kepala Desa mengatakan bahwa sekitar 48 kepala keluarga yang berada di bukit padada tersebut kalau ada kegiatan Pemerintah Desa seperti gotong royong dan kegiatan keramaian lainnya selalu berpartisipasi aktif dan bekerja bersama-sama kalau mereka tahu dan selalu mengikuti sholat Hari Raya setiap tahunnya.

Setelah makan siang dengan diantar oleh kepala dusun Padada rombongan bertolak langsung ke bukit Padada daerah yang disinyalir terdapat sekelompok warga yang menganut faham keagamaan menyimpang tersebut dan diterima oleh salah seorang yang dituakan bernama Pak Nasir, ketua FKUB menyampaikan bahwa kedatangan rombongan ini ingin mengklarifikasi issu-issu yang beredar di masyarakat akan adanya kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari ajaran dan aqidah yang sebenarnya, Pak Nasir sebagai juru bicara mengatakan bahwa keberadaan kami disini karena daerah ini termasuk sejuk dan menyenangkan, aktifitas warga seperti biasa bercocok tanam tidak ada aliran, aktifitas ataupun gerakan yang menyimpang yang diissukan di masyarakat, kami disini beribadah selayaknya umat Islam dengan tujuan yang sama dengan umat Islam lainnya. Bahkan pak Nasir menawarkan agar issu-issu yang beredar di masyarakat agar disampaikan dan dipertanyakan supaya dia bisa memberi penjelasan yang sebenarnya.

Terkait dengan bola asera (rumah Sembilan) diatas bukit yang diissukan sebagai rumah para pemuka yang dituakan, pak Nasir menjelaskan bahwa pada mulanya ada salah seorang warga yang mendirikan rumah tersebut diatas bukit dan karena di bukit tersebut terdapat jaringan seluler maka para keluarga lainnya juga ikut membangun rumah sebagai tempat tinggalnya yang pada mulanya hanya berjumlah tujuh rumah, tapi karena perkembangan penduduk sekarang ini rumah diatas bukit tersebut berjumlah Sembilan sehingga dikatakan dan diberi nama sebagai Bola Asera. (aLiL/arf)


Daerah LAINNYA