Maros (Humas Maros)-Kemenag Maros siap menggerakkan penyuluh agama untuk bersinergi dengan penyuluh KB dan petugas kesehatan dalam melawan stunting, gagal tumbuh pada balita.
Hal ini berdasar pada berita acara kerja sama tertanggal 6 Maret 2023, antara Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A Dalduk KB) Maros, Dinas Kesehatan Maros, dan Kemenag Maros.
Berdasarkan keterangan Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Maros Ramli, tahap awal kegiatan akan menyasar dua kelurahan dan empat desa di tiga kecamatan.
“Kami akan menggerakkan dua penyuluh agama di masing-masing kecamatan. Tugasnya melakukan pendampingan langsung di keluarga rentan atau terdampak stunting. Lima keluarga masing-masing desa/kelurahan dan dipilih berdasarkan tingkat kerentanan”, jelas Ramli, Kamis (6/4/2023).
“Bukan hanya datang menyerahkan bantuan kemudian pulang, tetapi kedua penyuluh ini akan datang dengan membawa bahan makanan, kemudian memasakkan keluarga terkait”.
“Karena penyuluh yang ditugaskan nanti laki-laki dan perempuan, maka penyuluh perempuan memasak sembari bercengkerama, memberikan edukasi kepada pihak perempuan dalam keluarga. Pun begitu penyuluh laki-laki, juga akan memberikan pencerahan kepada kepala keluarganya”, sambungnya.
“Pendekatan materi pendampingan tentu berkaitan dengan pengetahuan agama, misal soal literasi Al-Quran dan aktivitas syariat keseharian. Meskipun tidak menutup kemungkinan, juga akan diberikan pemahaman kepada keluarga terdampak stunting, tentang bagaimana membina keluarga yang religius dengan berbasis pada ketahanan ekonomi keluarga”.
Terkait intensitas pendampingan berbasis keluarga ini, Ramli menambahkan bahwa penyuluh agama akan hadir dua kali dalam seminggu. “Efektif program tiga bulan. Karena sekarang ini sebenarnya penyuluh sudah turun melakukan koordinasi dengan penyuluh KB dan Puskesmas terkait dan pendataan serta verifikasi fakta lapangan terkait keluarga terdampak stunting”.
“Target program, karena ini pendekatan riil berbasis keluarga, maka tentu harapannya 30 anak ini keluar dari data stunting, atau keluarga ini bisa terbebas dari stunting. Harapan besarnya, bagaimana keluarga yang didampingi memiliki kemampuan dan akses untuk bisa membina keluarga yang berbasis pada pengetahuan agama dan ketahanan ekonomi keluarga yang baik”.
Berdasarkan data dari Seksi Bimas, kelurahan/desa yang menjadi lokus pendampingan cegah stunting yakni, Kelurahan Leang-leang dan Kalabbirang di Kecamatan Bantimurung, Desa Lekopancing dan Kurusumange untuk Kecamatan Tanralili, serta di Kecamatan Mandai yang menyasar warga Desa Bontomatene dan Tenrigangkae.
Selain upaya turun langsung ke lapangan, Kepala Seksi Bimas Islam Ramli, juga menyampaikan bahwa 14 KUA di Kabupaten Maros juga masif melakukan edukasi stunting bagi calon pengantin. (Ulya)