Penmad

Ketua NU Maros Sebut Pesantren Benteng Terakhir Pendidikan Keagamaan

Ketua NU Maros (kanan) saat menjadi narasumber Ngobrol Pendidikan Islam

Makassar (Humas Maros)-Pondok Pesantren merupakan benteng terakhir lembaga pendidikan yang bisa dengan efektif menanamkan pemahaman keagamaan.

Hal ini disampaikan Ketua NU Kabupaten Maros, KH Ibnu Hajar saat menjadi narasumber Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) yang diinisiasi Seksi Penmad Kankemenag Kabupaten Maros, Kamis (25/8/2022).

Selain KH. Ibnu Hajar Arif, kegiatan yang diikuti praktisi pendidikan di Kabupaten Maros ini juga menghadirkan narasumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Maros, Dr. Jabaruddin.

“Salah satu tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan anak didik kita. Kecerdasan dalam hal keagamaan bukan hanya pengetahuan umum. Jangan sampai generasi kita lebih mengedepankan otak lebih daripada hati”.

“Kalau larut dengan perkembangan zaman, terutama mengikuti alur temuan teknologi informasi dan tidak ada benteng, maka kita akan hanyut. Jangan larut oleh penemuan teknologi. Semuanya harus disikapi dengan bijak”.

“Pendidikan Islam, mencakup aspek hidup dan kehidupan umat manusia. Pendidikan umum juga bagian dari pendidikan Islam”.

Maka, masih berdasarkan penuturan KH. Ibnu Hajar bahwa pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan oleh generasi muda. “Anak didik kita di sekolah umum sangat membutuhkan pendidikan agama Islam yang meliputi : aqidah, tentang keyakinan, ibadah sosial dan sebagainya. Itulah yang sangat prinsipil”.

Menyikapi pertanyaan peserta terkait perilaku menyimpang dari oknum di lembaga pesantren, seperti halnya kejadian yang beredar dalam pemberitaan, KH Ibnu Hajar yang juga merupakan Ketua Forum Pondok Pesantren Kabupaten Maros mengungkapkan pentingnya legalitas pesantren dan pengamalan ajaran agama Islam.

Sementara itu, Jabaruddin, menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya memajukan pendidikan. Termasuk revisi kurikulum yang disesuaikan perkembangan dan tantangan zaman. Terutama terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan dunia digital. Juga termasuk di dalamnya menguatkan moderasi beragama. (Ulya)

 


Daerah LAINNYA