Khatib Idul Adha, Kakan Kemenag Sidrap Sampaikan Eksistensi Ibadah Qurban 

Pangkajene (Humas Sidrap) - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Sidenreng Rappang membawakan Khutbah Idul Adha di Masjid Bani Utsmani Pangkajene Sidrap.

Dalam Khutbahnya, Kakan Kemenag mengangkat judul Eksistensi Ibadah Qurban, Tinjauan Aspek Religius Spiritual, Sosial Humanis dan Afektif Normatif.

"Pada kesempatan ini, saya tidak membahas tentang fakta historis atau peristiwa sejarah yang berkaitan dengan Nabi Ibrahim as dan Ismail as atau ibadah haji dan kurban, akan tetapi hikmah atau pembelajaran dari peristiwa tersebut, karena jamaah di sini adalah komunitas atau masyarakat intelektual yang kompleks dan dinamis,"Ucapnya

Lebih lanjut, Muhammad Idris Usman menjelaskan, Ibadah Qurban menumbuhkan sikap Religius Spiritual, Ibadah kurban menumbuhkan semangat dan kesadaran penghambaan diri kepada Allah swt, sebagai bentuk pendekatan diri kepada-Nya.

Selanjutnya Sosial Humanis, Kurban menjadi jalinan silaturrahim di antara sesama manusia karena dagingnya dibagikan kepada saudara muslim yang kehidupannya kurang beruntung atau hidup dalam kesusahan atau kemiskinan. Ibadah kurban juga menumbuhkan kepedulian dan kepekaan sosial terhadap sesama manusia.

Terakhir Ibadah Qurban menumbuhkan sifat Afektif Normatif, yang kita kurbankan adalah hewan atau binatang. Hikmahnya, agar kita dapat menghilangkan atau setidaknya dapat meminimalisir sifat kebinatangan dalam diri kita. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada diri manusia terdapat dua sifat dalam dimensi yang berbeda dan saling bertentangan, yaitu: Sifat Malakuti (sifat malaikat) dengan Sifat Bahimiyah (sifa’ olokolo) yarega Sifa Syaitaniyah (sifa asetangeng).

Kakan Kemenag Sidrap juga tak lupa mengingatkan bahwa setiap kita berpeluang untuk menjadi IBRAHIM, di mana setiap Ibrahim mempunyai ISMAIL, karena: “Sesungguhnya Ibrahim tidak diperintah oleh Allah untuk membunuh Ismail, Ibrahim hanya diminta oleh untuk “menyembelih” atau “memutus” rasa “KEPEMILIKAN MUTLAK” terhadap Ismail, karena hakikatnya apa yang kita miliki di dunia fana ini adalah milik Allah, seperti kepemilikan kita saat ini.


Daerah LAINNYA