Kisah Tim Safari Ramadhan MAN Tana Toraja, Menantang Maut Demi Menjangkau Jamaah di Pelosok

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Bonggakaradeng (Humas Tana Toraja) - Tana Toraja, Salah satu destinasi wisata terbaik yang dimiliki Sulawesi Selatan. Keindahan panorama alam serta adat budaya yang kuat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Berbicara tentang Toraja bagian Barat maka kita akan berbicara tentang wilayah dengan sejuta pesona alam diantaranya yang paling fenomenal adalah tebing romantis padang savana Ollon yang terletak di Kecamatan Bonggakaradeng. Namun aksistensi keduanya tidak didukung dengan infrastruktur terutama infrastruktur jalan.

Di bulan suci Ramadan kali ini, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tana Toraja berkesempatan untuk mengeksplorasi kehidupan beragama di Bonggakaradeng dan Rano melalui kegiatan wisata dan dakwah bertajuk Safari Ramadhan. 

Perjalanan Tim Safari Ramadhan MAN Tana Toraja diawali dengan menempuh perjalanan sejauh 40 KM atau kurang lebih 1 setengah jam perjalanan dari kota Makale menuju Bonggakaradeng, Sabtu 16 April 2022.

Sebelum berangkat menuju lokasi, rombongan tim safari yang berjumlah 65 orang berkumpul di MAN Tana Toraja untuk melakukan pengecekan terakhir serta membagi tim sesuai dengan masjid yang akan dituju. Selanjutnya tepat pukul 14.30 Wita dengan menggunakan sebuah mobil kijang Innova, sebuah truk dan beberapa motor kami berangkat menuju lokasi yang telah ditentukan. 

Pada safari kali ini setidaknya ada 8 masjid yang menjadi sasaran di Kecamatan Bonggakaradeng dan Rano diantaranya Majid Al-Furqaan Poton, Masjid Nurul Hasanah Tombang,  Masjid Nurul Muttahida Saruran, Masjid Nurul Ilham Tanete, Masjid Al-Amin Maruang , Masjid Kalo, Masjid Nurul Taqwa Bena dan Masjid Al-Mu'minun Bila.

Perjalan tim safari MAN Tana Toraja terbilang tidaklah mudah. Tim safari dihadapkan dengan medan dengan tanjakan terjal dan turunan yang curam serta hujan yang terus mengguyur selama perjalanan. 

Bahkan saat melintas di daerah Kalimbua, sempat terjadi insiden menegangkan yang membuat para rombongan histeris dimana mobil Innova yang dikendarai Kepala MAN Tana Toraja Sampe baralangi mengalami selip ban saat mencoba melalui medan menanjak dengan kondisi jalanan yang rusak serta licin setelah diguyur hujan. 

Setelah mobil innova berhasil, kini giliran truk yang mencoba menaklukkan jalur tersebut. Dan lagi-lagi Truk pun tidak berhasil, roda belakangnya juga mengalami selip sehingga harus mundur. 

Situasi ini membuat seluruh penumpang histeris ketakutan, supir serta beberapa anak laki-laki turun melihat kondisi jalan, dengan sigap supir truk mengambil sekop dan mulai menimbun jalur agar bisa dilalui.

Truk kembali mencoba melalui jalur tersebut. Dengan raut wajah yang masih ketakutan para penumpang nampak memjamkan mata, mereka berdoa. Namun roda truk kembali selip ditengah tanjakan. Tampak salah satu guru pendamping Nasiruddin mengajak anak laki-laki untuk mendorong truk bersama. 

"Ayo turunkomi, ta dorong sama-sama," ujak salah seorang Guru .

Akhirnya para lelaki mengambil inisiatif untuk gotong royong mendorong truk, dan perlahan truk pun bisa melalui jalur ekstrim tersebut. 

"Astagfirullah, kaget sama takut sekalima pak, karena tidak bisa naik mobilnya. Tidak kutahumi mauka apa diatas mobil" tutur Nur Fajar Parindingan siswi manis yang menjadi bagian dari tim safari Ramadan MAN Tana Toraja.

Setelah bergelut dengan insiden ban selip, tim safari melanjutkan perjalanan ke maruang dan menyempatkan diri untuk sejenak beristirahat dan melaksanakan shalat ashar berjamaah di kediaman ibu Rante Mappasanda, Kepala MIN 4 Tana Toraja. 

Selanjutnya, sebelum bertolak menuju masjid masing-masing Sampe Baralangi mengingatkan bahwa kegiatan ini pada dasarnya adalah berdakwah sekaligus bersilaturahmi. 

"Jadi silahkan bertugas sesuai perannya masing-masing, ada yang jadi MC, ada yang mengaji dan ada yang ceramah sekaligus imam. Bapak ibu pendamping jangan lupa sampaikan informasi terkait perkembangan madrasah kita agar masyrakat tahu," ujarnya.

Tak lupa Sampe menitipkan ucapan terimakasih kepada pengurus masjid dan jamaah atas sambutannya kepada rombongan safari. "Bapak ibu yang tampil nanti sampaikan ucapan terimakasih dari madrasah kepada pengurus masjid serta para jamaah yang telah menyambut kita dengan sangat baik, terima kasih karena telah mengizinkan anak-anak kita untuk mengambil bagian dalam kegiatan amaliyah ramadan  ini dan mohon maaf atas segala kekurangan," ucapnya.

Syukur jamaah masjid Al-Mu'minun Bila mengatakan bahwa ia dan pengurus masjid merasa bersyukur dan berterima kasih atas kunjungan yang dilaksanakan oleh tim safari Ramadan MAN Tana Toraja ini. "Terima kasih atas kegiatan safari ini. Dengan kedatangan rombongan dari MAN, kami bisa tahu lebih banyak perkembangan yang terjadi di madrasah. Semoga tahun depan ada lagi dari MAN yang berkunjung ke sini," paparnya.

Keesokan harinya sebelum bertolak kembali ke Makale, tim safari MAN Tana Toraja menyempatkan diri untuk menikmati keindahan alam yang tersaji di kawasan tersebut. Mulai dari daerah Tanete yang berada di atas awan, segarnya udara pagi yang berhembus di Bila hingga menikmati pemandangan di bukit teletubbies di Buakayu.

Saat ditanya kembali tentang insiden kemarin, Nur Fajar Parindingan mengaku tidak syok lagi, bahkan saat ini merasa senang dan puas. "Hilangmi pak itu yang kemarin, tidak syok ma. Tenangmi hatiku karena pemandangan indah pas pagi hari, ternyata di atas awan, keren sekali pemandangannya, kapan lagi bisa berdakwah sekaligus healing pak alhamdulillah terbayar semuanya" pungkasnya.

Sementara menurut Dini Febriani peserta safari yang lain, kegiatan safari kali ini yang paling berkesan. "Lengkap sekali ini perjalanan safari ta pak, keren," tuturnya.

Dan akhirnya tim safari Ramadan MAN Tana Toraja kembali ke makale dengan selamat dan sejuta cerita dari ngetrip di jalan Allah yang memberikan kesan berbeda pastinya. (Munawwir/Humas MAN Tana Toraja) 


Daerah LAINNYA