Lukman Hakim Saifuddin, Pencetus Program Moderasi Beragama Beri Penguatan Moderasi Beragama di Kemenag Tana Toraja

Makale (Humas Tana Toraja) Moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama RI yang saat ini gencar di gaungkan di Indonesia.

Lukman Hakim Saifuddin merupakan Menteri Agama RI periode 2014-2019 dan juga merupakan Pencetus Program Moderasi Beragama.

Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan pada Kantor Kemenag Tana Toraja di pandu langsung oleh Kakan Kemenag Tana Toraja Usman Senong.

Mengawali tugas sebagai moderator, Usman Senong menyampaikan bahwa kehadiran Lukman Hakim Saifuddin merupakan berkah tersendiri bagi Kemenag Tana Toraja.

"Betapa meruginya kami jika kehadiran bapak tidak kami gunakan khususnya kami dari Kementerian Agama Kab.Tana Toraja. Selama ini kami sudah banyak berbicara terkait moderasi beragama namun tentu akan berbeda ketika yang berbicara langsung adalah  pencetus gagasan moderasi beragama" ungkap Usman Senong

Dihadapan Tokoh Agama dan Pegawai Kemenag Tana Toraja, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa agama dapat dianologikan seperti kepalan tangan.

"Ketika diturunkan dari langit ke bumi, ajaran agama ibarat kepalan tangan. Kepalan tangan ini satu tetapi cara kita umat manusia menginterpretasikan, memahami, menerjemahkan, menafsiran akan berbeda. Kepalan tangan  yang satu ini dapat diinterpretasikan berbeda sehingga akan melahirkan tafsir keagamaan yang berbeda-beda" terang Lukman Hakim

Lebih jauh, Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan bahwa selain sudut pandang yang berbeda, perbedaan juga lahir karena wawasan ilmu pengetahuan yang tidak sama. Ketika seseorang menginterpretasikan ajaran agama, seseorang yang punya wawasan atau ilmu pengetahuan tentang agama bisa menafsir lebih luas, lebih dalam dibanding orang yang tidak punya wawasan tentang agama.

Dan yang ketiga  adalah lingkungan ekosistem, lingkungan strategis. Tempat dimana seseorang lahir dan dibesarkan tentu akan menyebabkan tafsir keagamaan  berbeda . 

"Jadi agama satu tetapi dari yang satu melahirkan keragaman, sudut pandang berbeda, wawasan pengetahuan berbeda dan lingkungan strategis menyebabkan perbedaan tersebut" tambahnya.

Lukman Hakim juga menjelaskan bahwa diantara yang beragam tersebut, ada yang pemahamannya berlebih- lebihan, melampui batas sehingga disebut ekstrim. Ada orang menyikapi teks-teks keagamaan  terlalu bertumpuh pada teks semata tanpa melihat konteks(latar belakang, pengaruh sosial budaya) sehingga teks dimaknai secara harafia.

Semua umat beragama berpotensi tergelincir, terjerumus, terperosok dalam 2 kemungkinan kutub ekstrim dalam menyikapi teks-teks keagamaan. Ada dua yang harus dimoderasi yakni cara menyikapi teks yang hanya bertumpuh pada teks semata tanpa melihat konteks yang membuat cara orang beragama berlebihan, melampaui batas dan yang kedua adalah menafsirkan teks bebas tanpa batas dalam menginterpretasi teks-teks keagamaan, yang terlalu mendewakan akal, nalar atau pikiran. Inilah yang perlu di moderasi, harus dibawa ke tengah dimana tengah mengandung nilai adil dan berimbang, tidak condong ke salah satu kutub yang ekstrim.
"Yang perlu dimoderasi bukan ajaran agamanya tetapi pemeluknya" tegas Lukman Hakim.

Sebelum menutup materi penguatan moderasi beragama, Lukman Hakim Saifuddin menambahkan bahwa ada dua wilayah yang tidak boleh diabaikan yakni wilayah Internum  dimana keimanan atau keyakinan menjadi otoritas penuh yang tidak dapat diintervensi oleh siapapun atau setiap orang memiliki hak untuk menentukan keyakinan sedangkan eksternum yakni wilayah publik, beragam, bahkan sesama orang beragama bisa  berbeda, maka cara menghadapi wilayah eksternum, yakni dengan mengedepankan toleransi, saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Diakhir kegiatan tersebut, Kakan Kemenag mengucapkan terima kasih kepada Lukman Hakim Saifuddin yang telah memberikan penguatan moderasi beragama di Kemenag Tana Toraja,  IAKN Toraja yang telah menghadirkan  narasumber, Tokoh Agama, dan pegawai Kemenag Tana Toraja. 

Diketahui bahwa Lukman Hakim Saifuddin beserta istri tiba di Toraja pada senin, 14 November 2022 memenuhi undangan IAKN Toraja untuk memberi materi Penguatan Moderasi Beragama dan telah menikmati beberapa objek wisata yang ada di Toraja yakni Wisata Religi Burake, Negeri di Atas Awan Lolai, Mentirotiku, Lo'ko Mata, Londa, Ke'te Kesu dan Kalimbuang Bori'.


Daerah LAINNYA