MAN Enrekang Gelar Aksi Kemanusian Peduli Longsor Ti'tok Baraka

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Baraka (INMAS MAN ENREKANG) Bencana alam longsor dan tanah bergerak terjadi di dusun Ti’tok, Desa Kadingeh Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang pada hari Rabu, tanggal 30 April 2019 yang menyebabkan sekira 400 orang mengungsi dan sekitar 100 KK harus direlokasi dari daerah tersebut ke tempat yang lebih aman. Untuk sementara para pengungsi tinggal di tempat atau posko pengungsian di Banti. Hal tersebut yang mendasari keluarga besar MAN Enrekang berinisiatif untuk melakukan aksi kemanusiaan dengan memberikan sumbangan sembako serta melakukan aksi bakti sosial membantu relokasi rumah warga yang terkena dampak bencana alam di Ti’tok tersebut.

Kegiatan aksi kemanusiaan tersebut dilakukan pada hari Jumat-Sabtu tanggal 3 s.d. 4 Mei 2019. Kegiatan diprakarsai oleh Wakamad Kesiswaan dan OSIM (Organisasi Siswa Intra Madrasah) dengan terlebih dahulu melakukan penggalangan dana melalui sumbangan guru-guru, tenaga pendidik, dan siswa-siswi MAN Enrekang. Setelah uang terkumpul lalu dibelikan bahan-bahan sembako untuk meringankan beban warga korban bencana.

Pagi sekitar pukul 08.30 hari Jum’at rombongan tim peduli kemanusiaan yang terdiri dari guru-guru, tenaga pendidik serta para siswa menuju lokasi longsor yaitu di Ti’tok Desa Kadingeh Kecamatan Baraka. Mereka tiba di lokasi posko pengungsian korban bencana, terletak di Desa Banti yang merupakan desa terdekat dari pusat bencana. Tim relawan peduli bencana MAN Enrekang diterima oleh bapak Kepala Dusun Kadingeh di posko bencana sekaligus menerima bantuan berbagai bahan pokok dan keperluan sehari-hari yang disumbangkan oleh warga MAN Enrekang. Di lokasi posko pengungsian terlihat para warga atau ibu-ibu kerja sama memasak untuk sekadar mengisi perut mereka terutama untuk memberi konsumsi kepada anak-anak mereka yang sudah sekitar 4 hari di posko pengungsian.

Setelah memberikan bantuan bahan makanan di posko, rombongan tim peduli kemanusiaan menuju ke pusat lokasi terjadinya bencana yang letaknya sudah tidak terlalu jauh dari tempat awal. Hanya saja akibat jalanan yang ternyata cukup susah dilewati kendaraan akibat pergeseran tanah yang mengakibatkan jalan-jalan cor retak dan rusak yang lumayan parah, jadi rombongan sedikit terhambat untuk sampai di lokasi. Setelah sampai para guru dan siswa langsung meleburkan diri membantu warga untuk mengangkat kayu dan balok rumah-rumah warga yang dibongkar dan direlokasi karena memang rumah mereka sebagian sudah rusak dan miring yang memang sudah tidak layak untuk ditinggali. Apalagi menurut informasi warga bahwa setelah longsor dan pergerakan tanah hari Selasa, mereka masih biasa merasa pergerakan tanah seďikit-sedikit. Oleh karenanya warga sudah trauma dan tidak mau lagi bermalam.di rumah mereka.

“Mudah-mudahan para warga yang terkena dampak longsor dan tanah bergerak di Ti’tok ini segera bisa direlokasi dan mendapat tempat hunian yang layak setelah rumah-rumah mereka rusak” Ucap Dra. Nursaeni guru mata pelajaran Biologi MAN Enrekang yang juga turut dalam rombongan. “Ternyata para korban bukan hanya membutuhkan bantuan makanan dan keperluan sehari-hari melainkan yang tidak kalah pentingnya adalah bantuan tenaga untuk membantu pembongkaran dan pemindahan rumah yang sudah rusak akibat bencana di Ti’tok” Tutur Drs. Ahmad Saharuddin, M. Pd. Selaku Wakamad Sarana dan Prasarana MAN Enrekang.

Sekitar pukul 11.30 rombongan MAN Enrekang meninggalkan lokasi bencana. Kemudian keesokan harinya yaitu Hari Sabtu para tim peduli kemanusiaan MAN Enrekang kembali menuju lokasi bencana untuk melanjutkan kegiatan membantu warga yang terdampak peristiwa alam tersebut. Hanya terlihat peningkatan jumlah personil dari siswa Osim MAN Enrekang yang pastinya diharapkan akan memberikan bantuan tenaga yang lebih bagus dari bantuan tenaga pada hari sebelumnya. (mur,bob)


Daerah LAINNYA