Penyuluh Agama

Masjid Nurul Hidayah Aktifkan 2 Majelis Taklim Setiap Bulan

Penyuluh Agama, Hasir saat bersama Majelis Taklim Masjid Nurul Hidayah Marusu (foto : Ist)

Marusu (Humas Maros)-Masjid Nurul Hidayah Dusun Tambayangan cukup bersih dan sangat inovatif interiornya. Di balik itu juga kegiatan taklim cukup lumayan aktif untuk ukuran di kampung. Masjid yang diketuai oleh Muhammad Jafar Rahim ini terletak di Desa Pabbentengan Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Setiap awal bulan pengajian diinisiasi oleh jamaah laki-laki dilaksanakan ba’da magrib dengan penceramah yang diundang berdasarkan hasil rapat setiap selesai pengajian.

Majelis taklim Nurul Hidayah Tambayangan beranggotakan lebih 60 ibu-ibu. Hadir pada pengajian hari ini sebanyak 28 orang. Majelis Taklim yang diketuai oleh Salma Mansyur juga rutin berpengajian setiap bulan dan dilaksanakan di akhir bulan. Majelis taklim yang merupakan binaan tetap Alimuddin, Penyuluh Fungsional KUA Kecamatan Marusu. Praktis setiap bulan minimal ada dua majelis ilmu yang terlaksana di Masjid Nurul Hidayah Tambayangan. Terkadang juga pemuda mengadakan kegiatan yang sama walaupun tidak rutin.

Hari ini Kamis, (25/08/22) setelah shalat dhuhur giliran ibu-ibu yang bermajelis dengan mengundang Hasir, Penyuluh Agama stok lama di Marusu yang sedang berguru kepada para tokoh di Kecamatan Tanralili dan ceklok penuh di KUA Kecamatan Tanralili.

Berbekal surat tugas dari Kepala KUA Kecamatan Tanralili, Saharuddin, untuk dua kegiatan yaitu menjadi fasilitator BRUS di MA JII Bantimurung di pagi hari dan menjadi fasilitator Majelis Taklim Nurul Hidayah Tambayangan setelah shalat dhuhur.

Pada pengajian kali ini Teknik penyampaian materi lebih pada pendekatan fasilitator. Tidak sepenuhnya ceramah kemudian tanya jawab akan tetapi diawali dengan mendengarkan curhat tentang dinamika kenidupan sehari-hari mengurus rumah, mengurus anak, gaya komunikasi dengan suami dan persoalan harga barang-barang yang kejar-kejaran naik sementera pemasukan kejar-kejaran lari turun.

Merespon curhat para ibu-ibu maka pendekatan yang dilakukan adalah mengajak ibu-ibu untuk menjalani hidup dengan meningkatkan keimanan agar tidak salah dalam menyikapi problematika hidup. Iman yang kuat akan melahirkan sikap syukur dan sabar. Kedua sikap inilah merupakan keajaiban bagi seorang mukmin karena setiap situasi baik baginya. Senang dihadapi dengan syukur sementara kesulitan dihadapi dengan sabar.

Dua sikap itu dibangun dari seorang mukmin dengan dzikir kepada Allah dan akan berbuah ketenangan. Memaknai dzikir subhanallah, alhamdulillah, laailaha illallah dan Allahu Akbar dalam kehidupan sehari-hari yang didukung dengan fakta sejarah dari Nabi Muhammad dan para sahabatnya menjadi contoh kongkrit bagaimana memaknai hidup dengan dzikir-dzikir untuk meraih syurga di dunia dan syurga haqiqi di akhirat. Berikut beberapa do’a untuk menguatkan hati untuk menghadapi merbagai dinamika hidup. (Hasir/Ulya)

 


Daerah LAINNYA