Masyarakat Parepare Laksanakan Shalat Khusuf Di Beberapa Tempat

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Parepare, (Parepare Humas) – Masyarakat Parepare laksanakan shalat khusuf di beberapa tempat diantaranya di Masjid Al Azhar Islamic Centre, Masjid Raya, Masjid Agung Anregurutta KH. Abd. Rahman Ambo Dalle, Masjid Al-Irsyad, dan Masjid Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh (SBSPJ) LAPAN Kota Parepare serta Pondok Pesantren Al Mustaqim Kota Parepare. (31/1/18)

Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, H. Husain Abdullah beserta beberapa orang pejabat dan staf yang tidak bisa meninggalkan kantor karena sedang ada audit BPK di Kemenag Kota Parepare, memilih untuk melaksankan shalat khusuf berjamaah di Mushallah Kantor.

Sedangkan salah seorang ASN Kemenag Kota Parepare yakni Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam, Muhammad Idris Usman yang sempat mengikuti shalat gerhana bulan sekaligus menjadi Khatib di Masjid Al-Azhar, Islamic Centre Kota Parepare, mengatakan bahwa kegiatan diawali dengan melakukan zikir bersama usai shalat Maghrib yang dipimpin langsung oleh ketiga imam Islamic Centre Kota Parepare, yaitu Ustadz Herman, Hamka, dan Hasanuddin yang lebih dikenal dengan "Triple H”. Ustadz Hamka dan Ustadz Hasanuddin, keduanya merupakan Penyuluh Agama Islam Non PNS Kecamatan Ujung dalam lingkup Kantor Kementerian Agama Kota Parepare. Rangkaian acara ini diikuti oleh ratusan jamaah Masjid yang berdatangan dari berbagai tempat di Kota Parepare. Setelah shalat Isya, barulah dillaksanakan shalat khusuf yang dipimpin oleh Ustadz Hamka dengan penuh khidmat.

Dalam khutbahnya, Kepala Seksi PAIS Kemenag Parepare yang juga merupakan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Parepare ini menyampaikan tentang hikmah dibalik peristiwa gerhana. Menurutnya banyak cerita  yang berkembang di masyarakat seputar terjadinya gerhana, khususnya masyarakat zaman dahulu. Semua kepercayaan itu tak lain adalah mitos atau takhayul yang karena pengetahuan masyarakat tentang alam, khusunya bumi, matahari dan rembulan belum cukup memadai. Sebagian dari mereka bahkan masih memgang kepercayaan yang disebut animisme dan dinamisme. Lalu bagaimanakah Islam memandang fenomena gerhana ini? Kepercayaan-kepercayaan seperti itu diluruskan oleh Rasulullah SAW. Dalam Islam, gerhana bulan atau matahari adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam sebuah hadits diriwayatkan Bukhari: اِنَّ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ ØŒ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka lakukanlah shalat gerhana.” (Shahih Bukhari, 1042).

Lebih jauh dia jelaskan bahwa dalam hadits tersebut ditegaskan bahwa tidak ada kaitan antara gerhana dengan meninggal atau lahirnya seseorang, baik seseorang itu dari kalangan orang-orang biasa maupun orang-orang terhormat. Tetapi sesungguhnya gerhana adalah tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah sebagai pencipta langit dan bumi serta seluruh alam berserta seluruh isinya. Gerhana tidak hanya merupakan tanda-tanda keberadaan Allah, tetapi juga sekaligus tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dengan demikian, fenomena gerhana bulan yang kita saksikan saat ini pun seyogianya kita posisikan tak lebih dari ayat. Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati momen-momen indah tersebut. Selain menikmati keindahan dan mengagumi gerhana bulan, cara bersyukur paling sejati adalah meresapi kehadiran Allah di balik peristiwa alam ini.

“Peristiwa gerhana hendaklah menjadi pengetahuan sekaligus keyakinan bahwa bulan purnama dapat memancarkan cahaya indah dan terang namun lembut, itu terjadi karena Allah menghendaki demikian. Namun, jika Allah menghendaki lain, maka kejadiannya juga akan lain. Memang segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Jika Allah tidak mengijinkan maka sesuatu tidak akan terjadi. Hanya Allah yang bisa memberikan manfaat dan madharat”, katanya menutup khutbahnya.(miu/umy)


Daerah LAINNYA