Bulukumba (Kemenag) - Suasana kekeluargaan penuh kehangatan begitu terasa sejak pagi hari di Madrasah Ibtidaiyah Karama Setiap pagi sebelum memulai pelajaran, guru selalu menunggu siswa dengan senyuman dan tangan terbuka untuk bersalaman.
Budaya bersalaman ini dilakukan sebelum siswa masuk ke kelas untuk memulai kegiatan belajar mengajar. Satu persatu siswa yang berbaris di depan kelas, bersalaman dengan guru yang menunggu di pintu kelas.
Kepala Madrasah Syahrum mengatakan, budaya bersalaman ini sudah lama dilakukan. Selain untuk menertibkan siswa, budaya salaman juga agar terjalin kedekatan antara siswa dan guru. dan menjalin keakraban.
“Sebelum masuk dalam kelas, siswa disambut hangat oleh wali kelasnya. Sehingga siswa masuk ruangan dengan tertib dan mendekatkan hubungan antara siswa dan guru. Budaya menyambut siswa ini sudah lama dilakukan,” ujarnya, Rabu (11/05/2022).
Menurut guru Agama Leni Kurnia budaya yang baik seperti ini, menjadikan pribadi yang berperilaku santun dan hormat kepada sesama dan yang lebih tua. "Semoga anak-anak kita melakukan hal serupa di masyarakat," ujarnya.
Dijelaskannya, hal ini juga merupakan implementasi pendidikan karakter yang harus dilakukan di sekolah. Sebab, anak didik sudah jarang atau asing dengan budaya seperti ini.
"Bahkan ada yang tidak pernah melakukan atau salah ketika melakukan salaman," paparnya.
Selain membudayakan salaman, siswa juga melakukan kegiatan Salat Zuhur berjamaah setiap harinya di kelas. Setiap siswa lak-laki secara bergantian ditunjuk menjadi iman memimpin siswa lainnya.
"Ini dilakukan di kelas, karena musallah sekolah tidak cukup untuk menampung semua siswa," jelasnya.
Siswa juga membaca Yasin dan doa bersama di kelasnya masing-masing dan didampingi oleh guru-guru yang mengajar di kelas “Ilmu agama dan sopan santun merupakan bekal siswa menumbuhkan pendidikan karakter,” pungkasnya. (Asm/AFS)