MTsN 2 Bone Gelar Kegiatan Workshop Moderasi Beragama dan IKM

Pompanua, (Humas Bone) - Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Bone di Kelurahan Pompanua, Kecamatan Ajangale, menggelar kegiatan Workshop Moderasi Beragama dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Sabtu (31/8/2024) di Aula Madrasah. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bone, H. Abdul Rafik, dan dibuka secara resmi olehnya.

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber, termasuk Ketua Kelompok Kerja Pengawas Madrasah (Pokjawas) Andi Nurbudiman, Pengawas Madrasah tingkat MTs Akmal, serta Kepala MTsN 2 Bone, Muhammad Adam. Peserta yang hadir meliputi para pendidik dan tenaga kependidikan madrasah, dengan total 59 orang, termasuk perwakilan dari siswa, OSIS, Pramuka, dan PMR.

Dalam laporannya, Kepala MTsN 2 Bone, Muhammad Adam, menekankan pentingnya penguatan moderasi beragama di lingkungan madrasah.

"Sudah sepantasnya guru memiliki sertifikat moderasi beragama. Hari ini, kami akan memberikan sertifikat tersebut,” tandasnya.

Lanjutnya, ia menyampaikan bahwa ada tiga hal yang harus dilakukan di MTsN 2 Bone, yaitu Penguatan Moderasi Beragama, Implementasi Kurikulum Merdeka, dan Pembangunan Zona Integritas serta Sekolah Ramah Anak.

Menurutnya, tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mencegah paham-paham ekstrem yang dapat menimbulkan konflik dan perpecahan umat, serta memahami perubahan-perubahan terbaru dalam Kurikulum Merdeka sesuai KMA 450 tahun 2024.

H. Abdul Rafik dalam sambutannya, menjelaskan konsep moderasi beragama dengan analogi yang mudah dipahami. "Moderasi beragama adalah cara kita memahami dan menerima keberadaan agama lain, tanpa harus membenarkan keyakinan mereka. Seperti halnya, jangan pernah mengatakan istri kita yang paling cantik di depan orang lain, karena itu bisa menyinggung. Cukuplah kita yang tahu," tuturnya.

Beliau juga menekankan pentingnya penguatan moderasi di Indonesia yang beragam. "Di Indonesia yang majemuk, potensi untuk perpecahan sangat kuat. Untung ada ideologi Pancasila yang bisa membuat kita hidup rukun dan damai. Lihatlah India yang terpecah hingga lahirlah Pakistan dan Bangladesh," tambahnya.

Mengenai pendidikan, H. Abdul Rafik menggarisbawahi bahwa di era kompetisi ini, guru harus kompeten, kuat, dan hebat, agar siswa dapat berprestasi diberbagai kompetisi. Ia juga mengungkap sosok guru yang memiliki kasta tertinggi disekolah.

“Guru yang memiliki kasta tertinggi bukan ditentukan oleh ASN atau sertifikasi, bukan karena dia guru penggerak atau memiliki kualifikasi Pendidikan yang tinggi, tetapi guru yang memiliki kasta tertinggi adalah guru yang kehadirannya selalu dirindukan oleh siswa di kelas," ungkapnya penuh semangat.

Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam memperkuat moderasi beragama, mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik, serta membangun zona integritas yang kokoh di lingkungan MTsN 2 Bone. (ahdi)


Daerah LAINNYA