Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Muharram Marzuki

Muharram Marzuki : Guru Pelopor Moderasi Beragama

Foto bersama setelah penyerahan tanda peserta

Sungguminasa (Humas Gowa) - Salah satu cara menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan NKRI yaitu menghargai keyakinan dan kepercayaan agama.

Para guru di lingkup Kementerian Agama Gowa diharapkan menjadi pelopor dan penyalur moderasi beragama di lingkungan kerjanya.

Hal itu disampaikan Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Muharram Marzuki pada kegiatan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di wilayah kerja Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Provinsi Sulsel, Senin (1/8/2022).

Kegiatan yang diikuti 32 guru itu, bertujua untuk meningkatkan sikap, pengetahuan peserta dalam menjelaskan moderasi beragama. Digelar di aula Al Amanah Kemenag Gowa selama 6 hari, mulai dari 1 sampai 6 Agustus 2022.

Menurut Muharram, Negara Indonesia sebagai bangsa heterogen, merupakan bangsa yang mempunyai keberagaman suku, budaya, ras, dan agama. Keberagaman tersebut adalah lokalitas, etnisitas, dan agama.

"Di negara kita banyak sekali perbedaan baik dari budaya, suku dan agama. Dimana agama menjadi salah satu alat perpecahan," katanya.

Karena memiliki terlalu banyak perbedaan, sambung Muharram, seharusnya perbedaan itu itu bukan alat pemecah. "Namun menjadikan perbedaan itu menjadi kekuatan kita," tegasnya.

Dijelaskannya, seperti yang ada dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat, kita diciptakan berbeda beda agar bisa saling mengenal (Ta'aruf).

"Maka dari itu Agama, senantiasa terseret karena konflik maka dari itu harus diberikan pengetahuan kepada masyarakat jangan jadikan agama sebagai konflik," pesannya.

Salah satu bagian dari Moderasi Beragama, kata Muharram, yaitu bagaimana agar dapat menghargai keyakinan yang berbeda. 

"Moderasi beragama ini, supaya, bagaimana di tengah perbedaan itu kita saling menyatu, menghargai, menjunjung tinggi harkat dan martabat kita sebagai umat manusia," jelasnya.

"Bagi bapak dan ibu yang berada di dunia pendidikan, lakukanlah pencerahan, bagaimana teknik moderasi beragama dalam hidup sekarang. Yang sesuai dengan masyarakatnya, maka dari itu diharapkan bapak dan ibu guru sebagai penggerak dalam memoderasikan keagamaan," harapnya. (OH)


Daerah LAINNYA