Maros (Humas Maros) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Kakanwil Kemenag Sulsel) Khaeroni, Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) bersama anggota legislatif DPR RI Komisi VIII Syamsu Niang dan stakeholder. Kegiatan berlangsung di Grand Town Hotel Maros, Ahad, (17/9/2023).
Kakanwil Khaeroni mengungkapkan bahwa pendidikan Islam di Indonesia masih memperoleh perhatian yang relatif masih kurang, pendidikan agama, baru pada tahap yang masih harus terus diperjuangkan.
“Kita lihat di sekolah, guru belum menguasai pendidikan agama Islam dalam konteks mengacu pada referensi klasik dan sumber original. Sekarang baru pada tataran sumber populer dan anonim, atau google. Baca ayat melalui google, belum pada kajian original yang sanatnya jelas. Ini tantangan pendidikan agama Islam,” ungkap Khaeroni.
Terkait ini, Kakanwil Khaeroni, menyoroti capaian utusan Sulsel saat Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional. Menurutnya ada kekurangan kemampuan siswa saat mengorelasikan antara ayat dan sains. “Kalau bidang sains siswa kita bersaing secara Nasional. Tetapi konteksnya, ada kekurangan kemampuan menjelaskan secara korelatif, integrasi fenomena sosial, sains, dengan pemahaman keagamaan. Ini tantangan selanjutnya.
“Olehnya, mari kita kembangkan lebih luas dan dalam, Nash yang sifatnya aqliyah dan fenomena sosial yang ada.”
Peran penting Pengawas madrasah juga disinggung Kakanwil Khaeroni dalam meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan. “Saya harap, pengawas madrasah memberikan masukan kepada sekolah atau madrasah yang menjadi objek binaan. Bagaimana pendidikan dapat meningkatkan kualitas SDM. Bukan hanya evaluasi atau menyalahkan proses. Lebih jauh, pengawas madrasah juga bisa melakukan pendampingan. Saya pikir, dalam banyak hal pengawas memiliki kemampuan ini.”
Lebih lanjut, Kakanwil Khaeroni, mengaitkan peran tokoh kunci dalam pengembangan pendidikan Islam. “Pendidikan Islam tidak lepas dari peran tokoh yang memiliki otoritas, tanggung jawab, dan kepedulian. Maka penting membangun sinergi dengan eksekutif dan legislatif.
“Bagaimana madrasah yang memiliki keunggulan agar lebih berkembang. Dan yang belum punya madrasah negeri diperjuangkan. Di Maros, pembangunan MAN sudah diperjuangkan, tentu tak lepas dari peran perjuangan di parlemen.”
Dalam kesempatan ini, anggota legislatif Komisi VIII DPR RI, Syamsu Niang, menyampaikan harapan. “Mudah-mudahan tahun 2024 sudah bisa terbangun madrasah negeri megah di Indonesia Timur khususnya di Kabupaten Maros,” ungkapnya.
“NGOPI, ngobrol pendidikan Islam di Kabupaten Maros ini sudah beberapa kali terlaksana. Ada juga beberapa kerja sama sosial kemasyarakatan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Maros. jadi bukan hanya ini saja.
“Saya telah berjuang penguatan untuk sektor pengembangan pendidikan dan keagamaan. Terkait PPPK, semoga nanti kita akan prioritaskan. Intinya, saya telah berjuang untuk kepentingan umat. Berjuang dulu.”
Syamsu Niang juga menyebut peran penting penyuluh agama sebagai garda terdepan melakukan pendidikan keagamaan di masyarakat. “Maka harus diberikan penguatan SDM yang lebih baik”.
Sementara Kakankemenag Maros yang diwakili Kepala Seksi PD Pontren Muhammad Yusuf Jufri, menyampaikan harapan untuk penguatan pendidikan Islam, terutama percepatan pendirian MAN di Kabupaten Maros.
NGOPI kemudian berlanjut dengan sesi diskusi yang membahas hal detail terkait penguatan pendidikan Islam di Kabupaten Maros. (Ulya)