Pelajar Baraka Laksanakan Kajian Akbar Menyambut Bulan Ramadhan 1440 H

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Baraka (Inmas MAN Enrekang) Tinggal menghitung hari kita akan menjumpai suatu bulan yang sangat dinantikan oleh umat Islam, suatu bulan di mana pahala menjadi berlipat ganda, suatu bulan yang mana di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan, ialah bulan yang selama ini kita nanti, yakni bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam sudah menantikan bulan Ramadhan ini, dan mereka tidak sabar untuk segera memanen pahala di bulan yang penuh berkah ini.

Tapi, muncul sebuah pertanyaan. "apakah kita sudah siap untuk menyambut dan sekaligus mempersiapkan diri kita untuk menghadapi Ramadhan kali ini?” Pertanyaan ini hanya diri kita sendiri yang dapat menjawabnya. Tapi pada kesempatan kali ini saya tidak akan menjelaskan panjang lebar tentang bulan Ramadhan, karena yang akan saya bahas pada kesempatan kali ini adalah sebuah kegiatan yang diadakan oleh OSIM MAN Enrekang, OSIS SMAN 5 Model Enrekang, dan REMES MAN Enrekang. Kegiatan kali ini adalah kajian akbar pelajar islam dengan tema "Menyambut Ramadhan Yang Dirindukan", kajian akbar ini berlangsung di Aula MAN Enrekang pada tanggal 3 Mei 2019.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini agar para pelajar siap menghadapi bulan Ramadhan. "Alhamdulillah dari seluruh rangkaian acara yang telah kita laksanakan, sekitar 80 persen sudah sesuai target meskipun mengalami sedikit keterlambatan" kata Azizil Hartono, ketua OSIS SMAN 5 Model Enrekang saat di beri pertanyaan tentang tingkat kesuksesan kajian akbar ini. Tapi di balik kesuksesan dari Tabligh Akbar yang dilaksanakan di Aula MAN Enrekang pasti memiliki banyak perjuangan, kita akan flashback sebelum kegiatan seminar ini dilaksanakan.

Pada hari Rabu yang tepatnya tanggal 1 Mei 2019, para panitia tablig akbar ini mulai memersiapkan seluruh keperluan untuk mendukung jalannya kegiatan tablig akbar ini, mulai dari latar sampai dengan dekorasi. Seluruh siswa yang menjadi panitia tabligh akbar ini berasal dari MAN Enrekang dan SMAN 5 Model Enrekang, meskipun berasal dari sekolah yang berbeda para panitia tidak membeda bedakan yang satu dengan yang lain, justru dalam persiapan kegiatan ini para panitia saling membantu satu sama lain. Dalam persiapan ini, para panitia bagaikan saudara yang saling membantu satu sama lain.

 

Selain kekompakan yang sangat solid, dalam persiapan tablik akbar ini muncul hal hal yang seru, dimana salah seorang siswa dari SMANEL selalu mencairkan suasana saat semuanya tegang dan lelah dengan lawakannnya yang tidak pernah membuat orang bosan, kemiripan nama yang membuat 2 panitia sering berbalik walaupun sebenarnya bukan dia yang di panggil, dan masih banyak hal seru lainnya.

Selain hal seru, dibalik persiapan ini terdapat perjuangan yang sangat luar biasa dimana para panitia rela begadang sampai jam 00.00 untuk menyelesaikan "Foto Booth" pada hari kamis tepatnya tanggal 2 Mei 2018. Selain itu pada hari Jum'at tetapnya pukul 2 para panitia memarkir motor para peserta dari tablik akbar ini, belum lagi mengarahkan para peserta agar tabligh akbar ini dapat dilaksanakan dengan cepat. Meskipun sangat berat usaha tak akan pernah mengkhianati hasil, kegiatan ini berjalan dengan lancar meskipun terjadi keterlambatan dan sedikit gangguan pada proses pelaksanaan tablig akbar ini.

Ada satu hal unik dalam ceramah yang dibawakan oleh ustadz mujahid dalam kajiannya, beliau menyampaikan kepada kita bahwasanya kita harus menjadikan puasa kita sebagai puasa ulat, apakah maksudnya? Jika kita perhatikan ulat maka sebelum berubah menjadi kupu-kupu dia adalah hewan yang sangat rakus, saat ingin berubah menjadi kupu2-kupu dia akan berpuasa dalam bentuk kepompong, setelah dia berpuasa dia akan menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Jadi, jika kita membawanya dlm kehidupan kita, bulan ramadhan kali ini diharapkan kita akan meninggalkan semua sifat buruk kita dan saat idul fitri sudah tiba kita telah menjadi kupu-kupu yang sangat indah.

“Yang terpenting kita jangan menjadikan puasa kali ini sebagai puasa ular, mengapa? Karena saat ular akan berganti kulit dia akan berpuasa, setelah mengganti kulitnya apakah dia akan menjadi naga?, tentunya tidak, dia akan tetap menjadi ular yang berbahaya. Maksud dari puasa ular ini adalah seseorang yang sebelumnya memiliki sifat yang kurang baik sebelum bulan ramadhan, dan setelah ramadhan lewat sifat-sifat jeleknya tetap melekat pada dirinya. Jadi silahkan memilih puasa apa yang akan kita lakukan, jadi ulat atau jadi ular” Penjelasan Ustadz Mujahid dalam ceramahnya.

Kegiatan ini berakhir sekitar pukul 17.45, seluruh peserta diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing masing dan tentunya diharapkan memperoleh ilmu yang dapat digunakan untuk menghadapi bulan Ramadhan kali ini. (Farhan/Mur,bob/wrd)


Daerah LAINNYA