Penyuluh Agama Pujananting Latih Warga Mandikan Jenazah

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Doi-doi, (Humas Barru) – Penyuluh agama adalah jabatan yang mulia dan sebagai perpanjangan tangan pemerintah yang mewakili Kementerian Agama. Seorang Penyuluh agama memiliki peran utama untuk mengurus kemaslahatan umat dan bangsa ini. Penyuluh sangat dibutuhkan, mulai dari pembinaan terhadap Taman Pendidikan Al-Quran, pengajian, pengurusan masjid , sampai dengan pengurusan merawat jenazah.

Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang meninggal adalah merawat dan mengurusnya dengan benar serta menyegerakan penguburannya. Kecuali ada hal yang memaksa untuk menunda untuk diadakan pemakamannya. Adapun hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah bagi semua umat muslim.

Dari dasar itu, Penyuluh Agama  Kecamatan Pujananting melaksanakan pelatihan perawatan jenazah yang diikuti oleh perwakilan Majelis Taklim disetiap dusun yang berada di Kelurahan Mattappawalie di Masjid Nurul Ampaq Doi-doi Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru. Senin (25/1/2021).

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja kelompok kerja penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Kecamatan Pujananting dengan tujuan guna menghindari terjadinya kesalahan saat pengurusan hingga penguburan mayit, serta agar masyarakat mengerti bagaimana cara perawatan jenazah menurut syariat islam.

Penyuluh Agama Islam Fungsional pada KUA Kec. Pujananting, Zainuddin, S.Ag, M.Pd, yang menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut menjelaskan dan mengajarkan sekaligus praktik perawatan jenazah, mulai dari bagaimana memandikan jenazah, mengkafani, mensholatkan sampai tata cara menggali liang kubur dan memasukkan jenazah ke liang. Ia mengatakan bahwa dalam setiap tahap perawatan jenazah harus di lakukan secara tertib.

Lebih lanjut Penyuluh yang memiliki skill kaligrafi tersebut, mengatakan bahwa, sebagai daerah terpencil, Pujananting sangat membutuhkan bimbingan keagamaan khususnya terkait penyelenggaraan janazah.


 "Selama ini yang memandikan jenazah hanya imam masjid, walaupun jenazahnya perempuan yang jelas-jelas bukan muhrimnya. Semoga dengan adanya kegiatan ini , ibu-ibu bisa memandikan jenazah yang sesama jenis,"harapnya.

Sementara ditemui di tempat terpisah, Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Barru, H. Husni Abbas, S.Ag, MA, sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena tidak dipungkiri selama ini warga dusun selalu mengandalkan seorang kaum, tokoh agama, untuk melakukan perawatan kepada jenazah. Padahal bisa jadi suatu hari ada kematian sementara bapak kaum sedang tidak ada di dusun. Dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan para warga mulai menyadari kewajiban bersama bagi umat Islam dalam merawat jenazah tersebut. (top)


Daerah LAINNYA