Makassar (Humas Maros)-Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Maros kembali mengadakan kegiatan study tour yang tahun ini dilaksanakan di beberapa situs bersejarah di Gowa dan Makassar, Selasa (27/08/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas IX dengan tujuan untuk menambah wawasan mereka tentang sejarah dan kebudayaan lokal.
Study tour ini dimulai dengan kunjungan ke makam raja-raja Gowa, tempat peristirahatan para raja Gowa yang pernah memimpin salah satu kerajaan terbesar di Sulawesi Selatan. Salah satunya adalah makam Raja Gowa Ke-16 Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur.
Para siswa diberi kesempatan untuk belajar tentang sejarah Kerajaan Gowa, peran para rajanya dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut, serta tradisi dan budaya yang masih hidup hingga saat ini.
Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dari kompleks makam raja-raja Gowa ke Masjid Katangka yang berjarak sekitar 500 m, salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Dibangun pada tahun 1603 oleh raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin, masjid ini merupakan saksi bisu dari perkembangan Islam di Sulawesi. Di sini, siswa-siswi MTsN 2 Maros mendengarkan penjelasan tentang arsitektur masjid yang unik serta sejarah perjuangan para ulama dalam menyebarkan agama Islam.
Destinasi berikutnya adalah Masjid 99 Kubah, sebuah masjid megah yang menjadi ikon baru Kota Makassar. Masjid ini dikenal dengan desainnya yang modern dan artistik, mencerminkan jumlah kubah yang melambangkan Asmaul Husna atau 99 nama Allah. Siswa-siswi sangat antusias mengamati keindahan arsitektur masjid ini dan mengabadikan momen tersebut dengan gadget mereka masing-masing.
Study tour ditutup dengan kunjungan ke Benteng Rotterdam, sebuah benteng bersejarah yang dibangun pada abad ke-16 tepatnya pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-10 yang bernama Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung dengan gelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng Raja Gowa ke-10 namun kemudian diambil alih oleh Belanda pada tahun 1667.
Benteng ini menjadi saksi penting dari sejarah kolonialisme di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan. Di Benteng Rotterdam, para siswa mempelajari peran strategis benteng ini dalam pertahanan dan pengawasan wilayah serta melihat berbagai artefak sejarah yang dipamerkan di dalam museum benteng.
Kepala MTsN 2 Maros, Abas Dg Manambung, menyatakan bahwa kegiatan study tour ini merupakan bagian dari program pembelajaran luar kelas yang bertujuan untuk memperkaya pengetahuan siswa tentang sejarah, budaya, dan agama. “Dengan mengenal lebih dekat situs-situs bersejarah ini, kami berharap para siswa dapat lebih menghargai warisan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh bangsa kita,” tutupnya. (Harisman/ulya)