Parepare, (Inmas Parepare) – Menjelang pelaksanaan ujian akhir madrasah baik UNBK, UAMBN-BK, dan USBN berbagai persiapan telah dilakukan demi suksesnya pelaksanaan ujian tersebut, baik dalam bentuk simulasi maupun gladi bersih. Pelaksanaan ujian pun diupayakan dan didesain agar lebih mudah dan transparan.

Salah satu sistem pelaksanaan ujian yang semakin gencar disosialisasikan adalah ujian berbasis android mengingat berbagai kelebihan yang dimilikinya.

Mengurangi biaya penggandaan soal, mengurangi biaya pemeriksaan hasil ujian, hasil lebih transparan, serta mengatasi kendala keterbatasan ruang laboratorium komputer bagi sekolah yang belum memiliki lab. komputer sendiri.

Berdasar dari hal tersebut di atas maka Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (K3MI) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) MI menggelar rapat guna membahas berbagai persiapan dalam menghadapi ujian yang baru pertama kalinya ini digelar dengan menggunakan media HP android.

Bertempat di MI DDI Kampung Baru, rapat dihadiri oleh Kepala MI DDI Kampung Baru, Ismail sebagai Sekretaris K3MI, Kepala MI DDI Taqwa, Jamil Abdullah selaku Ketua K3MI, Kepala MI DDI Labukkang, Kepala MI Jabal Nur, Kepala MI Hafidziyah, Kepala MI DDI Ujung Lare, Kepala MI Al Mustaqim, Kepala MI DDI Lappa Angin, Sabtu (9/3/2019).

Berdasarkan hasil keputusan rapat pada kesempatan tersebut, sebanyak 122 siswa MI akan mengikuti ujian berbasis android dari 9 MI se-Kota Parepare dan untuk menghadapi semua itu maka setiap madrasah diharapkan segera mendata siswanya yang memiliki HP android dan mensosialisasikan kepada para orang tua siswa.

Berdasarkan data dari madrasah dengan siswa yang mengalami keterbatasan ekonomi, maka pihak proktor memberikan solusi dengan menggunakan satu HP oleh 5 siswa dengan sistem sesi, sehingga para siswa dapat menggunakan secara bergantian. Selain itu para guru juga bisa ikut membantu dengan meminjamkan HP kepada siswa yang tidak memiliki HP android. (ism/win/arf)