Parepare, (Humas Parepare) - Sesuai dengan jadwal, Pesantren Ramadan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Parepare berlangsung tiga hari dan berakhir pada Rabu, 29 Maret 2023.
Sebenarnya, pesantren dalam lingkup Kementerian Agama (Kemenag) secara umum merupakan kata yang biasa terlihat dan terdengar. Namun secara khusus, Pesantren Ramadan tahun 1444 Hijriah yang digelar di MAN 2 Kota Parepare ini, rupanya tersurat dan tersirat makna pesan tren beragama bagi semestanya agar membiasakan yang benar.
Berpedoman pada jadwal terdapat beberapa untaian materi tersurat, antara lain Bimbingan Taharah dan Salat, Membaca Alquran dan Menghafal Surah Pendek, Moderasi Beragama, Akhlakul Karimah, Kultum, hingga Bijak Bermedia Sosial.
Dari untaian materi tersurat ini, runtun terungkap padanan makna tersirat pesan tren beragama yang berimplikasi dengan 'Thaharah' dan 'Aqimis Shalata', Tadarus dan Mengkhatamkan Alquran, Moderasi Beragama adalah keniscayaan dengan indikator (toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, adaptif terhadap budaya/tradisi).
Selanjutnya, akhlak 'mahmudah' adalah akhlak baik nan terpuji, sajikan nasihat sebagai nasi seruan kebaikan yang takkan basi dunia wal akhirat dalam kuliah tujuh menit (kultum), hingga bijaklah bermedia sosial dengan hindari ujaran kebencian serta hoaks. Semestanya membiasakan yang benar.
Sepadan dengan itu, Hadriah selaku Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) Bidang Kurikulum MAN 2 Kota Parepare dalam laporannya menyisipkan pesan tren beragama kepada siswa kelas X dan XI yang telah mengikuti Pesantren Ramadan.
"Melalui pembimbingan dan pendalaman materi pada Pesantren Ramadan kali ini, anak-anakku sebagai siswa kelas X dan XI tentunya bisa moderat, kontekstual bersuci dan salat, berakhlakul karimah, dan tampil berdakwah dalam kehidupan sosial yang plural. Terlebih lagi harus bisa bijak bermedia sosial di era kecanggihan teknologi yang lagi trendi," begitu pesan trennya.
Demikian pula Hj. Martina selaku Kepala Madrasah. Ia tak ketinggalan menitip pesan tren beragama sebelum menutup secara resmi Pesantren Ramadan di MAN 2 Kota Parepare tersebut.
"Pesantren Ramadan selama tiga hari ini bukanlah final dari kegiatan Amaliah Ramadan. Oleh karena Pesantren Ramadan tersebut adalah penambah semangat, keimanan, dan inspirasi penguatan keagamaan. Terkait tadarus dan mengkhatamkan Alquran maka budayakan 'one day one juz' (satu juz-satu hari) di rumah," demikian pesan trennya.
Terakhir, Hj. Martina menutup secara resmi Pesantren Ramadan sembari berterima kasih kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan MAN 2 Kota Parepare atas dedikasinya membimbing dan mengarahkan siswa. Teristimewa, kehadirannya bersama siswa memadati aula bertadarus dan mengkhatamkan Alquran. (Adi)