Parepare, (Humas Parepare) – Pesantren Kilat Ramadan (PKR) merupakan salah satu aktivitas madrasah di bulan suci Ramadan yang telah disepakati pelaksanaannya dalam pertemuan yang dilaksanakan oleh Seksi Pendidikan Madrasah sebelum masuknya bulan suci Ramadan.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pembinaan dan bimbingan kepada peserta didik untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan di bulan Ramadan. Salah satu madrasah yang menggelar PKR adalah MTs DDI Labukkang Raya yang berada di Kompleks Masjid Raya Kota Parepare.
Peserta didik kelas 7, 8 dan 9 MTs DDI Labukkang Raya mengikuti kegiatan pesantren Ramadan selama 3 hari (27- 29 Maret 2023). Adapun materi yang diberikan selama kegiatan ini berlangsung yakni Moderasi Beragama, Baca Tulis Alquran (BTQ), Praktik Sholat. Metode Penyajian berupa ceramah, tanya jawab, dan praktik.
Kepala MTs DDI Labukkang Raya, Sinar berkesempatan memberikan materi pada hari pertama, Senin, 27 Maret 2023 tentang Moderasi Beragama. Guru-guru dan peserta didik menyimak materi tersebut karena moderasi beragama merupakan materi yang baru pertama kalinya dimasukkan sebagai salah satu materi dalam kegiatan Pesantren Ramadan.
“Moderasi Beragama merujuk pada sikap dan upaya menghindari perilaku yang ekstrim (baik ekstrim kiri maupun ekstrim kanan). Contoh pelaksanaan moderasi beragama misalnya, siswa harus menghargai perbedaan keberagamaan (agama, suku dan ras) yang ada di sekitar lingkungannya. Selain itu contoh penerapan moderasi yakni menghormati pendapat teman, tidak memaksa keinginan dengan cara kekerasan,”jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa tujuan moderasi beragama ini adalah terciptanya warga negara yang saling menghargai, menghormati, berdaulat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Usai penyajian materi siswa diberi waktu jeda sejenak, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tadarus Alquran yang diikuti oleh guru dan siswa, untuk melatih anak-anak agar bacaan Alqurannya baik dan lancar.
Di akhir kegiatan, Sinar mengimbau kepada guru-guru agar menjadi agen moderasi beragama di madrasah. “Penanaman moderasi beragama di madrasah merupakan wadah yang tepat. Guru bisa menjadi agen moderasi beragama dengan membuka ruang dialog pembelajaran baik di kelas maupun dalam kelompok ekstarkurikuler, sehingga sejak dini siswa sudah memiliki sikap toleransi terhadap semua perbedaan yang ada di sekitarnya,”tandasnya.(Rs/Wn)