Sengkang (Humas Wajo) - Kepada seluruh orang tua santri agar tidak terlalu cepat menikahkan anaknya. "Berikanlah kesempatan kepada anak-anak kita untuk melanjutkan pendidikannya sehingga tercapai cita-citanya, banyak efek negatif yang muncul ketika pernikahan dini terjadi pada anak kita, termasuk munculnya kasus stunting pada 100 hari pertama setelah kelahiran generasi kita.
Hal tersebut diungkapkan H. Muhammad Yunus saat hadiri Tabligh Akbar dan Pisah Tamat Pondok Pesantren Almu'minun Tallesang Kecamatan Pitumpanua. Minggu (22/5/2022)
Beliau juga secara ilmiah dengan ciri khasnya sebagai akademisi menjelaskan tentang moderasi beragama, "Al-Qur’an menyebut Umat Islam sebagai Ummatan Wasathan sehingga Islam tidak perlu dimoderasi karena islam itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan, dan keseimbangan.
Lanjut Yunus, Bahwa yang perlu dimoderasi adalah personnya, cara pandang yang moderat, toleran, menghargai perbedaan, dan selalu mengejawantahkan kemaslahatan bersama, yaitu menghadirkan manfaat dan mencegah mudarat. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bukan yang merusak aqidah. Karena kita diminta totalitas dalam berislam yang menempatkan sesuatu sesuai dengan ketentuannya dan secara proporsional", jelas eks Kakankemenag Kab. Bantaeng.
Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Wajo H. Amran Mahmud beserta Ibu Ketua TP PKK Kab. Wajo, para Anggota DPRD Wajo Dapil Kec. Pitumpanua, Ketua STIBA Makassar, Ustadz Dr. H. Ahmad Hanafi, Lc., MA., Ph.D selaku pembawa tausiyah tabligh akbar, Bapak Camat Pitumpanua beserta unsur Muspika termasuk Kepala KUA Kec. Pitumpanua, Muhammad Arsad, S.Fill.I., para Pengawas PAI wilayah Kec. Pitumpanua, Ketua DPD Wahdah Islamiyah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan para orang tua santri putra/putri.
Kegiatan ini mengusung tema "Membangun Peradaban dengan Pendidikan Al-Qur'an dan Sunnah" (hmz/jo)