Kegiatan KUA Biringbulu

Sambayang Tama Tappu Je'ne Tama Gesara

H. Rola saat memberi penyuluhan

Biringbulu (Humas Gowa). Penyuluh Agama Islam KUA Biringbulu melaksanakan konsultasi dan penyuluhan kepada penganut Tarekat Kasabandia di Masjid Nuruttaqwa Dusun Parangloe Dekkoa Desa Batumalonro Rabu, (23/11/2022).

H. Harun Ilyas, penyuluh Agama Islam menyampaikan konsep Moderasi Beragama dalam menjalankan Ibadah berdasarkan Manhaj yang dipahami oleh kelompok atau kampung Tarekat Kasabandia.

Tarekat Kasabandia dipimpin oleh seorang tokoh bernama Sagengra Daeng Rukka, sejak 1977 dengan membawa paham "Sambayang Tama Tappu Je'ne Tama Gesara" (Shalat Tak Pernah Putus, Wudhu Tak Pernah Batal)

"Menganut sebuah tarekat adalah hal yang sah-sah saja, apalagi ajarannya Je'ne Sambayang Tama Gesara (air wudhu tak pernah batal), Sambayang Tama Tappu (shalat tak pernah putus) wajib di wujudkan dalam lakon hidup sehari-hari," ungkap H. Rola sapaan akrabnya.

Dulunya tarekat ini tidak perlu mendirikan shalat sebab mereka menganggap mampu bercakap dengan Allah dan memiliki kelebihan "Sambayanna sambayanga, Sahadatna Sahadaka" (Sembahyangnya Sembahyang, Syahadatnya Syahadat).

Tetapi sekarang sudah mengalami banyak perubahan. Mereka sudah tidak lagi melakukan kegiatan rutin di gubuk ladang di sela rerimbunan pohon aren, hidup lebih sosial, tidak menutup diri lagi. Keturunan cucu cicitnya sudah memahami sedikit demi sedikit ajaran Nabi yg sebenarnya.

Keturunan langsung dari tarekat ini adalah Muh. Tahir dimana dulunya sering baca Khutbah di mesjid berjarak 2 km dari rumahnya di tengah hutan, sekarang sudah jadi lahan pertanian masyarakat sekitar.

Bahkan sejak tahun 2012 sebagian besar dari keturunan penganut ini menjadi binaan tetap di pondok binaan penyuluh Attarbiyah Lauwa. Mereka kemudian membentuk kelompok tani aren dalam binaan sekali selama 6 bulan dan aktif setiap acara hari-hari besar Islam sebagai tradisi pembanding paham dengan perbuatan.(Al/OH)


Daerah LAINNYA