Kementerian Agama Kabupaten Barru

Sebanyak 122 ASN Madrasah Tsanawiyah Ikuti Bimtek Penguatan Moderasi Beragama

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barru menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Moderasi Beragama bagi ASN Madrasah Tsanawiyah dan Swasta

Barru (Humas Barru) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barru, didampingi oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, dan Kepala Seksi Bimas, menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Moderasi Beragama bagi ASN Madrasah Tsanawiyah dan Swasta. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 16 Oktober 2024, bertempat di MTsN Barru dengan jumlah peserta mencapai 122 orang.

Dalam Bimtek ini, hadir sebagai fasilitator Dr. Nurdin, S.Ag., M.Pd., Zulfikah Nur, S.Pd.I., M.Pd.I., dan Dr. Syarifa Raehana, S.Ag., M.Ag., yang menyampaikan materi tentang pentingnya penguatan moderasi beragama bagi ASN.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, H. Husni Abbas, dalam sambutannya menyampaikan bahwa moderasi beragama sangat penting bagi ASN, baik PNS maupun PPPK. “Hari ini merupakan angkatan pertama yang terdiri dari ASN Madrasah Tsanawiyah, termasuk dari Madrasah Swasta, dengan total 122 peserta,” ujarnya. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung hingga 31 Oktober mendatang.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Barru, H. Jamaruddin, dalam sambutannya, menekankan bahwa moderasi beragama harus dijadikan sebagai cara pandang, sikap, dan praktik yang sejalan dengan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menyatakan bahwa pendekatan yang menghargai keberagaman dan menjaga harmoni sosial adalah kunci dari moderasi beragama.

“Cara pandang yang moderat dan terbuka adalah kunci untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama yang membawa kebaikan bagi semua,” ujar H. Jamaruddin. Menurutnya, moderasi beragama bukan sekadar soal ibadah, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat hidup dengan toleransi dan saling menghormati, menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis.

Ia menambahkan, “Moderasi beragama di Kabupaten Barru diharapkan dapat terwujud dengan baik. Guru diibaratkan memiliki bekal kuat ibarat peluru sudah tersedia, tinggal senjatanya. Artinya, guru memiliki kemampuan yang mumpuni. Tinggal bagaimana secara metodologis mengembangkan pendekatan moderasi beragama bagi masyarakat sekitarnya.” (dini)


Daerah LAINNYA