Makassar (Humas Maros)-Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Penmad Kankemenag) Kabupaten Maros menggelar Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI). Kegiatan berlangsung di Aula Zam-zam Asrama Haji Sudiang Makassar, Kamis (25/8/2022).
Sesi pembukaan dihadiri Kakanwil Kemenag Sulsel yang diwakili Kabid PHU, Muh. Ikbal Ismail dan Kasubbag TU, Muhammad Sunusi yang mewakili Kakankemenag Kabupaten Maros. Setelah itu sesi ngobrol dilanjutkan dengan pemateri Ketua NU Kabupaten Maros, KH Ibnu Hajar Arif dan Dr. Jabaruddin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Maros.
Pasca Ishoma, kegiatan dilanjutkan dengan ngobrol bersama anggota DPR RI Komisi VIII, Syamsu Niang. Kehadiran Syamsu Niang disambut Ketua Panitia kegiatan yang juga merupakan Kepala Seksi Penmad, Abdul Kadir bersama narasumber dan seluruh peserta kegiatan.
Di hadapan peserta kegiatan, Syamsu Niang yang sebelumnya merupakan juga seorang guru menyampaikan bahwa pendidikan harus dibicarakan secara komprehensif. “Saya memang guru. Pernah mengajar di Pangkep, kemudian mengajar di Makassar. Bicara pendidikan, harus komprehensif, tidak bisa sepotong-sepotong. Harus utuh”.
“Sekarang ini, sudah ada pergeseran. Masyarakat sudah menjadikan madrasah dan pendidikan agama sebagai pilihan. Maka, kita perjuangkan madrasah terpadu di Kabupaten Maros. Saya sudah berbicara untuk mencabut moratorium itu. Kalau itu dicabut, madrasah terpadu yang rencananya ditempatkan di Maros, akan segera dibangun. Ini akan menjadi ikon baru kita di Maros. Karena bicara pendidikan, infrastruktur juga harus diperbaiki terlebih dulu”.
Terkait perkembangan zaman, kompetensi dan nasib tenaga pendidik, Syamsu Niang berharap para guru untuk terus mengupgrade kapasitas dan melakukan inovasi.
“Pendidikan itu tidak boleh diintervensi. Karena inovasi dan kreativitas harus berjalan dengan baik. Geopolitik yang harus kita antisipasi : IT, era digital, terutama di lingkungan pendidikan. Karena guru merupakan garda terdepan pendidikan. Guru harus paham perkembangan teknologi, akan ketinggalan jauh kalau tidak mengikuti perkembangan IT. Tugas sebagai guru, paham dan juga memberikan pemahaman norma-norma agama. Guru harus belajar dan membenahi diri. Karena kita pembaharu”.
Forum ngobrol sangat dinamis, Syamsuddin, dan Hadisah, guru madrasah di Kabupaten Maros menanyakan tentang kurangnya sarana prasarana, tenaga kependidikan, terutama untuk madrasah.
Terkait ini, Syamsu Niang mengatakan, mudah-mudahan untuk tahun depan ada alokasi anggaran yang baik untuk lembaga pendidikan swasta seperti halnya madrasah dan pesantren. “Negara memang harus hadir, karena kalau tidak, banyak funding yang membantu dengan mengarahkan ke paham-paham tertentu. Ini banyak terjadi”.
“Tapi, ibaratnya kita sekarang ini baru sembuh dari sakit, baru pulih dari pandemi”. (Ulya)