Selama Ramadhan, Penyuluh Fungsional Kecamatan Bantaeng Tetap Jadwalkan BPAI Bagi Warga Rutan

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Bantaeng, (Inmas Bantaeng) - Kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam di Kec. Bantaeng tetap berjalan sebagaimana biasa selama bulan suci Ramadhan 1440 H/2019 M.

Penyuluh spesialis warga Rutan Ustadz Abd. Azis Lallo, S.Ag pun tetap menyambangi warga binaannya di Rutan Kelas II B Bantaeng guna terus memberikan pencerahan dan motivasi yang dijadwalkan setiap hari Selasa selama bulan Ramadhan.

Dihadapan lebih seratus warga rutan Kelas II B Bantaeng, Ustadz Azis Lallo yang berjuluk ustadz Kecil dalam tausiyahnya mengingatkan bahwa ada tiga golongan orang-orang yang berpuasa, yakni yang pertama adalah orang yang menahan makan, minum dan tidak berhubungan suami istri pada siang hari, sedangkan yang lainnya masih jalan terus, matanya masih senang melihat hal hal yang tidak baik, lidahnya masih berdusta, tangannya masih memegang yang tidak patut dipegang dan lain lain.

"Sering kita jumpai dalam bulan suci ramadhan bahwa masih banyak anak-anak muda kita setelah selesai shalat subuh lalu jalan jalan bersama teman perempuannya sambil berpegangan tangan meski sedang berpuasa". Tutur Ustadz Kecil.

Yang kedua lanjut Ust Azis adalah orang yang menahan makan, minum dan tidak berhubungan suami istri di siang hari serta menahan panca indranya dari maksiat.

"Tidak bergosip lagi, tidak menggunjing lagi, tidak berbohong lagi, tidak menghina lagi, matanya tak lagi digunakan menonton adegan yang membangkitkan birahi, telinganya tak lagi senang mendengar ocehan yang mendatangkan dosa. Tangannya tak lagi memegang yang membuatnya berdosa. Artinya orang yang menahan panca indranya dari segala maksiat". Tambahnya.

Dan yang ketiga menurut penyuluh Fungsional KUA Kec. Bantaeng ini adalah Orang yang menahan makan, minum dan tidak berhubungan suami istri di siang hari serta menahan panca indranya dan hatinyapun dipuasakan.

"Tak ada lagi iri, dengki, Hasad. Tak ada lagi dendam, benci, dan sombong. Tak ada lagi marah dan niat jahat di hatinya. Inilah tingkatan puasa yang tertinggi nilainya disisi Allah SWT. Dengan demikian bisa kita menempatkan diri sendiri di golongan mana kita dan tentu masih banyak kesempatan untuk meningkatkan kualitas puasa kita.". Tutupnya. (mhd)


Daerah LAINNYA