Spesial Sekali, FGD Revitalisasi KUA Dihadiri Tiga Kabupaten, Bontobahari Jadi Tuan Rumah

Foto FGD Revitalisasi KUA Dihadiri Tiga Kabupaten, Bontobahari Jadi Tuan Rumah

Bontobahari (Humas Kemenag) -- Program revitalisasi merupakan upaya Kementerian Agama untuk mewujudkan kantor urusan agama (KUA) sebagai pusat layanan keagamaan yang prima, kredibel, dan moderat guna meningkatkan kualitas umat beragama. 

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Prof. Kamaruddin seperti dikutip dari kemenag.go.id. 

"Revitalisasi ini juga meliputi penyempurnaan standar pelayanan publik pada KUA kecamatan, transformasi digital dan penguatan program capacity building terhadap petugas-petugas di KUA model seperti penghulu dan penyuluh," kata Prof. Kamaruddin. 

Lebih lanjut Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bulukumba Drs. H. Muhammad Yunus pada focus group discussion (FGD) Revitalisasi kantor urusan agama yang dilaksanakan di aula Kantor Urusan Agama (KUA) kec. Bontobahari menjelaskan bahwa Re itu kembali, vital itu sesuatu yang harus dilakukan dan sasi itu masif atau cepat. Yang pada intinya revitalisasi itu peningkatan palayanan yang prima. 

H. Yunus berharap FGD ini fokus pada layanan revitalisasi di KUA, sejumlah hal yang harus disiapkan. 

Pertama, menurut kepala Kemenag Bulukumba ini adalah sumber daya manusia (SDM), seperti apa tugas yang diperankan seperti front office, bidang penyuluh seperti apa? Bidang penyuluh seperti apa dan bidang lainnya seperti apa? 

“Ini mesti harus kita lihat seberapa besar kesiapan kita, bekerja dan beradaptasi dengan orang diluar sana. Harus paham regulasi. Karena masyarakat umum tahunya kalau orang kemenag itu serba bisa dalam hal layanan keagamaan,” pungkasnya. 

“Kedua adalah sarana, bicara sarana tak bisa dipisahkan dari software dan hardware, atau perangkat keras dan lunak. Perangkat keras berarti secara fisik, barang secara fisik dan IT secara fisik sementara software adalah kembali kepada personil secara kemampuan sejauh mana ia penguasaan IT,” kata H. Yunus lebih lanjut. 

Pada bagian akhir sambutannya menekankan bahwa yang dimaksud revitalisasi adalah bagaimana kemudian masyarakat puas dan dalam layanan tidak ada istilah strata sosial, itu perlu diingat. Dan revitalisasi itu kan endingnya pelayanan profesional, profesional berani mengatakan itu salah karena diluar SOP (standar operasional prosedur) dan mengatakan benar karena sesuai SOP. Sehingga ketika terjadi sesuatu yang didorong adalah SOP. 

Kesempatan terserbut hadir Kasi Kepenghuluan dan Keluarga Sakinah Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Selatan, H. Andi Reski. 

Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa ini adalah kunjungan ke 2 dari tim pertama untuk visitasi, revitalitalisasi kantor urusan agama (KUA) dan ini penugasan dari Kepala Bidang Urais Kemenag Sulsel. 

“Untuk kunjungan pertama kemarin itu meliputi kabupaten Gowa, Takalar dan Jeneponto,” kata H. Reski. 

“Kehadiran kita semua ini sebagai upaya persiapan menghadapi gelombang revitalisasi yang sedang bergulir,” tambahnya. 

Ia juga mengatakan, kita ini adalah assabiqunal awwalun (golongan pertama, atau diawal-awal) menyambut projek mega program kementerian agama. 

“Fgd ini dilakukan untuk menyamakan strategi kita dalam menghadapi program revitalisasi KUA. Langkah kita harus sama, bukan 1 ke A dan yang lainnya ke B, harus sama,” tegas H. Andi Reski. 

Mengawali FGD, Kasi Bimas Islam Kemenag Bulukumba Syukriadi melaporkan bahwa total peserta 43 orang terbagi dari utusan Bulukumba 20 orang, Bantaeng 15 orang dan 8 orang dari Sinjai. 

“Peserta tersebut terdiri ini para kepala KUA, para penghulu, para penyuluh, para operator dan front office yang masing-masing didampingi oleh kepala Seksi Bimas Islam-nya,” tutupnya.

Secara terpisah, kepala KUA kec. Bontobahari H. Amri Syam selaku tuan rumah FGD tersebut menyampaikan rasa terima kasihnya. 

“Terima kasih banyak karena telah diberikan kepercayaan sebagai tuan rumah pada pelaksanaan FGD ini,” ungkapnya.(HLM/AFS)


Daerah LAINNYA