St. Aisyah, Sos.I : Tahfidzhul Qur'an Darul Imam merupakan Obyek penyuluhan

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Pangkajene (Humas Sidrap) – Sebagai seorang Penyuluh Agama Islam haruslah tetap aktif dan aktif terus dalam menjalankan penyuluhan kepada masyarakat, sebagai tugas pokok dalam menjalankan tugas Negara yang diembannya. St.Aisyah,S.Sos.I, Penyuluh Agama Islam KUA Kec.Maritengae yang juga pernah menjadi Penyuluh Teladan Tingkat ProV. Sulsel mengatakan bahwa tugas pokok seorang penyuluh adalah bagaimana memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar mereka dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan karena masih banyak masyarakat kurang memahami itu dan yang lebih penting lagi bagaimana anak-anak peserta didik dapat mencintai Alquran dan meneladaninya. Adapun obyek binaan yang dipermantap oleh St. Aisyah adalah memberikan bimbingan kepada santriwati Tahfidzhul Qur'an Darul Imam Masjid Agung Pangkajene yang dipimpin Ust.H.Irwan Ali,Lc., MA. Obyek ini merupakan salah satu binaan yang santri dan santriwatinya meraih prestasi dalam berbagai lomba Hifdzhul Qur’an baik itu tingkat Kabupaten Maupun tingkat Provinsi. Membina santri Tahfidzhul Qur'an bukan sekenar menerima setoran hafalan tapi menyimak jika ada kesalahan bacaan,mulai dari makhorijul huruf dan tahsinul qiroahnya meliputi tajwid hukum nun sukun dan hukum mim sukunnya,waqof,mad dan waqof ibtida'nya.Hal-hal itulah yang sangat diperhatikan ketika menerima setoran hafalan santri yang sangat mempengaruhi kelancaran hafalannya nanti. Dan yang penting lagi adalah membiasakan mengaji dengan Tartil artinya membaca Al-Qur'an dengan pelan lambat disertai mengaji dengan hati dan tetap memperhatikan tajwid dan tahsinnya. Hal yang kadang juga masih terabaikan yaitu bacaan Ghorib (bacaan asing) yang letaknya juga ditempat tertentu dalam mushaf Al-Qur'an. Misalnya,bacaan Imamah,Isymam,Tashil dan Naql dan juga 4 tanda Saktah dan cara membacanya. Metode yang digunakan 1. Binadzhr (Dengan Melihat). sebelum santri menghafal materi hafalannya,hendaklah dibaca baik-baik diperhatikan tajwid dan tahsinnya,dibaca berulang-ulang sampai lancar baru dihafal. 2. Bi Hifdzhil (Metode menghafal mulai dari diulang-ulang perhalaman sampai per ayat. 3. Murojaah (selalu menyiapkan waktu kembali mengulang hafalan lama agar tidak terlupakan karena sudah fokus ke hafalan baru. 4. Sistem Turkey. Sebuah metode melatih otak kanan.Di LTQ Darul imam sistwm turkey letika santri sudah memasuki juz 11, maka sistem menghafal misalnya sekali hal pertama setiap juz mulai dari juz 11-20.baru lanjut ke hal 2 juz 11-2. dan seterusnya sampai hal 20. Dan ada waktu menyetor digabung lagi per juznya. Yang menariknya lagi, tiap selesai shalat shubuh menyetot 5 halaman terakhir hafalan baru.jadi tiap hal baru disetor sampai 5 hari. Target menghafal di LTQ Darul Imam Masjid Agung sampai 2 tahun dengan waktu khusus Murojaah.(andina)


Daerah LAINNYA