Kemenag Maros

Studi Tiru Moderasi Beragama Kemenag Maros: Melihat Lebih Dekat Harmoni Keberagaman di Bali dan Lombok

Tim studi tiru Kemenag Maros (foto: ist)

Bali (Humas Maros)-Kantor Kementerian Agama Kabupaten (Kemenag) Maros melaksanakan studi tiru moderasi beragama di Bali dan Lombok pada 22 – 27 Agustus 2024.

Kegiatan studi tiru moderasi beragama Kemenag Maros diikuti oleh 36 orang ASN yang terdiri dari: pejabat struktural, pejabat fungsional, dan pelaksana. Sebagian besar peserta adalah penyuluh agama. Rombongan dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros H. Muhammad dan Kepala Seksi Bimas Islam H. Ramli.

Kegiatan peserta studi tiru moderasi beragama di Bali mengambil lokasi di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Denpasar Timur. Rombongan disambut oleh Kepala KUA Kecamatan Denpasar Timur H. Nur Achmad Khomeiny, perwakilan IPARI Muhammad Taufik Maulana, para penyuluh dan staf.

Turut hadir di lokasi kegiatan, Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Ida Bagus Dibya sekaligus memberikan sambutan dan gambaran harmonisasi kehidupan beragama di lingkungan masyarakat Bali.

Dalam sambutannya, Ida Bagus Dibya merasa senang bisa menerima rombongan studi tiru moderasi beragama Kemenag Maros. “Kami senang kedatangan tamu rombongan dari Maros yang cukup besar,” sambutnya.

“Bebicara tentang moderasi beragama, kehidupan moderasi beragama di Bali khususnya di Kota Denpasar sudah ada sejak zaman kerajaan. Masyarakat Hindu yang mayoritas sudah hidup bersama dengan masyarakat Muslim dan Kristen.

“Sejak dulu masyarakat Hindu, Muslim, dan Kristen hidup berdampingan, saling menghormati dan menghargai satu sama lain, baik dalam pelaksanaan upacara keagamaan maupun upacara adat.” bebernya.

“Adanya kampung Islam di beberapa daerah di Bali merupakan bukti bahwa masyarakat dapat hidup berdampingan meskipun berbeda agama dan keyakinan. Kunci dari kehidupan yang harmonis ini adalah peran tokoh agama dan tokoh adat. Apapun permasalahan harus dibicarakan bersama.”

Pembangunan rumah ibadah misalnya, tokoh agama dan tokoh adat sangat berperan. Masyarakat hidup berdampingan dalam bentuk apapun. “Siapapun kamu adalah saudara saya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros memberikan laporan terkait kegiatan studi tiru moderasi beragama, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala KUA Kecamatan Denpasar Timur.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros dalam laporannya mengatakan bahwa rombongan studi tiru moderasi beragama cukup besar. “ Kami bahagia bisa hadir di Bali dan akan menjelajah beberapa tempat di sini.” katanya.

Lebih lanjut, H. Muhammad, mengharapkan agar para peserta studi tiru dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan untuk melihat dan merasakan langsung kehidupan moderasi beragama. “ Penyuluh harus melihat dan meniru apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Bali dalam kehidupan bermasyarakat,” harapnya.

Pada kesempatan itu juga dilakukan pemaparan tentang pelaksanaan moderasi beragama oleh penyuluh teladan tingkat nasional Muhammad Taufik Maulana dan ditutup dengan doa bersama.

Kunjungan rombongan studi tiru moderasi beragama diakhiri dengan meninjau secara dekat KUA Kecamatan Denpasar Timur dan foto bersama.

Selain mengunjungi KUA Kecamatan Denpasar Timur, rombongan studi tiru moderasi beragama juga mengunjungi desa wisata Panglipuran Bali yang merupakan desa terbersih ketiga di dunia, desa wisata adat Sasak Ende dan desa adat Sukarara yang keduanya berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. (ed/ulya)

 


Daerah LAINNYA