Terpilih Secara Aklamasi, Musdalipah Bertekad Kembangkan Mutu Madrasah Inklusi di Gowa

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Pallangga (Humas Gowa). Tiga Madrasah Inklusi Kabupaten Gowa melakukan musyawarah untuk membentuk forum Kepala Madrasah Inklusi, Kamis (04/02/2021) di MTs Bontocinde, Pallangga. Hal ini dilakukan untuk menindak lanjuti Surat Keputusan Dirjen  Pendis Kemenag RI Nomor 5852  Tahun 2020 tentang Juknis Pemberdayaan KKM. Dengan nama Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Inklusi yang bertujuan untuk mengembangkan mutu madrasah Inklusi di kabupaten Gowa.

Dihadiri oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, H. Abdul Hafid, Pokjawas, H. Mawardin, Ketua FKKMI Gowa, M. Jamil, kepala dari 3 Madrasah  Inklusi  yaitu  MTs Bontocinde, MI Parang Malengu dan MI Babul Muttaqiem serta para guru.


Dalam musyawarah tersebut, disepakati secara aklamasi, menunjuk dan mempercayakan Kamad MTs Bontocinde, Musdalipah, sebagai Ketua KKM Inklusi Kab. Gowa. Dibantu dua orang formatur terpilih untuk menyusun komposisi kepengurusan KKM Inklusi periode 2021 - 2023.

Kasi Penmad, H. Abdul Hafid, dalam sambutannya mengatakan, akan mensuport KKM ini dan akan menjadikan agenda utama Penmad untuk kerja sama dengan pengurus  melakukan Pelatihan Guru Inklusi, tidak hanya sebatas guru yg ada di Madrasah Inklusi.

Menurut H. Hafid sangat wajib seluruh guru Madrasah diseluruh tingkatan untuk memiliki pengetahuan pedagogik inklusi. "dengan melihat kenyataan beberapa madrasah di Gowa memiliki siswa yang punya keterbatasan, diperkirakan masuk dalam kategori ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)," ungkapnya.


Bersambut harapan dan apresiasi Kasi Penmad, ketua Pokjawas dan Ketua KKM MI Kab. Gowa, Musdalipa, selaku ketua KKM Inklusi, berharap dukungan dari semua pihak untuk  memajukan Pendidikan Inklusi di Gowa dan menjadi bagian kemajuan Pendidikan Inklusi Indonesia.

Tantangan   yang dihadapi madrasah Inklusi saat ini  adalah masih minimnya  pembinaan madrasah inklusi dalam hal kemampuan guru menghadapi siswa yang cenderung ABK karena tidak adanya GPK (Guru Pembimbing Khusus) pada madrasah inklusi. "Saya berharap kedepannya, perhatian dari Kementerian Agama untuk mengangkat  GPK tetap di semua Madrasah Inklusi," pinta Kamad MTs Bontocinde itu.

Melihat kenyataan ini maka program pertama setelah kepengurusan ini dikukuhkan oleh Kakan Kemenag Gowa adalah membentuk KKG Inklusi dalam rangka mewujudkan pelatihan bagi seluruh Madrasah pada umumnya dan guru-guru Madrasah Inklusi pada khususnya. "Sambil menunggu ada guru GPK di masing-masing Madrasah Inklusi," harapannya menutup musyawarah tersebut. (OH) 


Daerah LAINNYA