Tingkatkan Pengetahuan Demi Peningkatan Pelayanan, 7 Kepala KUA Se Kab. Bantaeng Ikut Ujian Kompeten

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Makassar, (29/8) - Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi kepala KUA dalam melaksanakan pelayanan nikah dan rujuk, sebanyak 7 orang Kepala KUA dari 8 KUA Kecamatan Se Kab. Bantaeng mengikuti Ujian Kompetensi, bertempat di Asrama Haji Sudiang Makassar, Senin, (28/08/ 2017), 

Bersama 170 Kepala KUA Non Penghulu se Sulsel, para Kepala KUA dari Kab. Bantaeng tersebut mengikuti Ujian Kompetensi dimaksud, sementara 1 orang Kepala KUA lainnya yakni H. Hamka, S.Ag, Kepala KUA Kec. Tompobulu tidak ikut karena telah mengantongi sertifikat penghulu.

Kepala Bidang Urais dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag Sulsel, H. Iskandar Fellang dalam kesempatan itu mengatakan, uji kompetensi ini merupakan program dari Dirjen Bimas Islam Kemenag RI di mana pelaksanaannya secara tekhnis dilakukan oleh Bidang Urusan Agama Islam (Urais) dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag.

Kabid berharap seluruh kepala KUA Non penghulu bisa melakukan penyesuaian ke dalam jabatan fungsional penghulu, serta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan Nikah dan Rujuk.

"Jabatan penghulu saat ini di Sulsel sangat dibutuhkan, pasalnya dari 281 jumlah KUA yang sudah ada KMA-nya berlatar belakang penghulu hanya 61 orang dan non penghulu 170 orang, bahkan ada KUA yang belum memiliki Kepala KUA serta memasuki batas usia pensiun sebanyak 11 orang." Ungkapnya

Hadir pula pada kesempatan itu, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Bapak H. Muhammadiyah Amin yang dalam arahannya menyampaikan bahwa jabatan penyuluh agama dan penghulu merupakan garda terdepan Kementerian agama, karena jabatan ini bersentuhan langsung dengan masyarakat. Apabila garda terdepan rusak maka bangunan dan benteng utama kementerian agama juga terancam akan rusak.

Selain itu, Jabatan fungsional paling bergengsi di kementerian agama saat ini menurut Dirjen Bimas Islam adalah Penghulu, namun seiring dengan itu, ia mengaku masalah terbesar di Bimas Islam saat ini adalah kurangnya tenaga penghulu di seluruh Indonesia, bahkan jumlah KUA lebih banyak dari penghulu. "Inilah PR kita bersama untuk berusaha memenuhi segala kekurangan potensi besar ini, termasuk salah satunya dengan uji kompetensi ini," Ungkap H. Muhammadiyah Amin. (mhd/arf)


Daerah LAINNYA