Soppeng (Inmas Soppeng) - Untuk menangkal kasus Tuberculosis (TB) lebih dini, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan melakukan screening, penyuluhan dan kunjungan selama beberapa hari di Kabupaten Soppeng dengan mendatangi beberapa sekolah terutama sekolah yang berasrama dan beberapa pondok pesantren.
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Soppeng sebagai salah satu sekolah umum negeri yang sudah menerapkan sistem Boarding school (berasrama) di Kabupaten Soppeng tak luput dari sasaran kegiatan ini. Kurang lebih 180 orang peserta didik yang tinggal di asrama MAN 1 Soppeng di screening oleh tim TOSS TB Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan didampingi oleh tim dari Puskesmas Salotungo, di Aula MAN 1 Soppeng, Selasa (12/3/19).
Tim TOSS TB diterima langsung oleh Kepala MAN 1 Soppeng, Musmuliadi didampingi Pembina Asrama Putri Rahmaniar dan Pembina Asrama Putra Nur Alam serta siswa pengurus UKS.
Dalam sambutan penerimaannya, Musmuliadi menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tim TOSS TB yang di Ketuai oleh Nurani bersama Tim dari Puskesmas Salotungo yang bersedia datang untuk melakukan screening TB kepada siswa MAN 1 Soppeng yang tinggal di asrama.
“Kami akan mendukung gerakan ini, Gerakan TOSS TB, dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), olehnya itu bimbingan, pendampingan dari tim terutama dari Puskesmas Salotungo senantiasa kami harapkan, apalagi kami sudah MoU dengan PKM Salotungo dalam hal pembinaan kesehatan di sekolah" ucapnya.
Beberapa kegiatan sudah dilakukan seperti penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan secara berkala dan sebagainya yang terus berlanjut hingga sekarang, imbuhnya.
“Tentu ini kita sambut baik karena sejalan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Bahwa sasaran program di MAN 1 Soppeng adalah mengawal peserta didik agar Hatinya Sehat dengan pencerdasan spiritual, Otaknya Sehat dengan Pembekalan Ilmu akademik, dan Fisiknya sehat dengan pembinaan dan pembimbingan secara intensif, lanjut Alumni Pesantren As'adiyah Sengkang ini.
Sementara tim TOSS TB ketika di konfirmasi mengenai kegiatan ini mengatakan bahwa Fokus gerakan ini adalah mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menemukan kasus TB dan mengobatinya sampai tuntas.
“Gerakan ini kita lakukan serentak dibeberapa sekolah yang berasrama dan semua stakeholder kita libatkan, bagaimana mendeteksi secara dini penyakit TB, cara menghindari penularannya, serta cara pengobatannya yang tepat” papar Nur Ani, ketua Tim TOSS TB Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi PR bagi bangsa Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini bisa menyerang siapa saja dan di mana saja. Untuk mengatasi penularannya, bukan hanya kewajiban pemerintah saja, tapi sebagai generasi penerus juga sebaiknya melakukan perubahan untuk mengatasinya.
Diakui Ani (Sapaan Nurani), hingga kini Indonesia belum keluar dari daftar negara penyumbang kasus TB di dunia. Sehingga TB masih menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Lebih lanjut dikatakan bahwa perlu kesadaran masyarakat bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati-hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan, tidak membuang ludah sembarangan tetapi meludah di tempat tertentu seperti kaleng tertutup yang sudah diisi dengan sabun, karbol atau lisol.
"Buanglah dahak tersebut ke lubang WC atau timbun ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian. Sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue, menutup mulut pada waktu batuk dan bersih, menelan obat anti TB (OAT) secara lengkap dan teratur sampai sembuh, cuci tangan dengan sabun setelah tangan digunakan untuk menutup hidung/mulut pada waktu batuk dan bersin, ventilasi yang cukup sehingga udara segar dan sinar matahari masuk ke dalam rumah, mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur, menjemur alat-alat tidur sesering mungkin, karena kuman TB mati oleh sinar matahari" ungkap Ani dalam penyuluhannya.
Dijelaskan juga akan perlunya meningkatkan kewaspadaan dengan penemuan kasus TB secara dini dan memastikan pelayanan TB berkualitas untuk mencegah kejadian TB resistan obat.
“Kita bercita-cita untuk bersama-sama mengeliminasi TB pada tahun 2035. Karena itu mari kita mencegah penularan TB, menemukan mereka yang bergejala dan mengobati mereka yang sakit sampai sembuh. Cegah TB Resistan Obat dengan pengobatan TB yang stándar dan berkualitas serta TOSS TB,” tandas Ani.
Ia juga berharap dukungan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menutup kran penularan TB. (afr/wrd)