Umat Katolik Padang Sappa Ikut Rayakan 100 Tahun Konferensi Wali Gereja

Umat Katolik Rayakan 100 Tahun Konferensi Wali Gereja

Padang Sappa (Humas Luwu), Minggu, (19/5/24) Umat Katolik di seluruh Indonesia secara serentak merayakan 100 Tahun lahirnya Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Umat Katolik di Paroki St. Petrus Padang Sappa, Kabupaten Luwu pun turut merayakannya dalam sebuah Perayaan Ekaristi yang dikuti oleh ratusan umat Katolik di Padang Sappa.

KWI merupakan Federasi Para Wali Gereja atau Uskup se-Indonesia yang bertujuan menggalang persatuan dan kerjasama dalam tugas pastoral mereka memimpin umat Katolik Indonesia. Secara historis dari tahun 1807 sampai 1902 Gereja katolik seluruh Nusantara berada di bawah pimpinan seorang Prefek/Vikaris Apostolik yang berkedudukan di Batavia. Kendati semenjak tahun 1902 beberapa daerah sudah dipisahkan dari Vikariat Apostolik Batavia (1902: Maluku-Irian Jaya, 1905: Kalimantan, 1911: Sumatera, 1913/1914: Nusa Tenggara, dan 1919: Sulawesi), namun pengakuan dari pihak Pemerintah Kolonial Belanda akan adanya banyak pimpinan Gereja Katolik di Nusantara baru terjadi pada tahun 1913. Dan barulah pada tanggal 15 – 16 Mei 1924 diadakan sidang para Waligereja se-Nusantara yang pertama kalinya di Pastoran Katedral Jakarta. Oleh karena tanggal 15-16 Mei 1924 itulah tahun berdirinya KWI yang dulunya disebut Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI).

Banyak kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka memeriahkan dan memperingati 100 Tahun KWI ini baik tingkat nasional maupun keuskupan. Namun di tingkat Paroki, Umat Paroki St. Petrus Padang Sappa merayakannya dalam sebuah perayaan Ekaristi dengan nuansa inkulturasi dirangkaikan dengan Hari Raya Pentakosta / Hari Turunnya Roh Kudus. Tema perayaan 100 Tahun KWI ini adalah Berjalan Bersama Membangun Gereja dan Bangsa.

Dalam perayaan tersebut Pastor Oktovianus Tandilolo, Pr. yang memimpin perayaan ini mengajak umat Katolik untuk bersyukur atas perayaan 100 tahun KWI. Semoga ke depan sinergitas antara Gereja dan Bangsa semakin kuat. Umat Katolik harus Percaya Diri dengan identitasnya. Kehadiran KWI yang sudah ada jauh hari sebelum Indonesia merdeka menunjukkan bahwa memang sejak dahulu kala Pemerintah kita telah mengakui keberadaan umat Katolik di bumi pertiwi ini. Maka mari kita bersama membangun gereja dan Bangsa menjadi lebih baik. (Cor/LiL)


Daerah LAINNYA