Walau Sarana Terbatas, Namun Rumah Tahfidz Ini Mampu Bina Puluhan Santri

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Parepare, (Inmas Parepare) – Membina santri/santriwati tahfidz Quran memerlukan kesabaran, keuletan, serta ketekunan apalagi di tengah sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Kenyataan ini dapat disaksikan pada Rumah Tahfidz Nahdatul Qurra Wattadrib yang dibina oleh Hisbul, salah seorang Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare.

Sejak didirikan  oleh AG. KH. M.Iskandar Ali pada tahun 2004 lalu, rumah tahfidz yang beralamat di jalan Andi Sinta ini masih belum memiliki bangunan secara permanen dan masih menumpang di Masjid Besar Al-Irsyad Ujung Baru Kecamatan Soreang untuk membina para santri/santriwati, namun dengan penuh kesabaran dan ketekunan sudah mampu mencetak lima puluhan Hafidz/Hafidzah.

Menurut Hisbul bahwa beberapa santri sudah tahfidz 30 juz dan selebihnya bervariasi, ada 5 juz, 10 juz dan 20 juz.

“Adapun kiat-kiat dalam membina para santri dalam tahfidz Qur’an adalah harus dengan sifat sabar, ikhlas dan tawakkal. Harapan kami sebagai Pembina, semoga santri yang kami bina bisa hafal 30 juz dan bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari”, ujarnya.

Beberapa waktu lalu tepatnya Senin tanggal 5 November 2018, 3 orang pegawai pada Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yakni H. Zubair Abdi Rahman, S.STP, Kasram Habibie, SE., M.A.P, dan Irmawati, SE. didampingi oleh Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Diniyah (PD) dan Pondok Pesantren (Pontren) Kemenag Kota Parepare, Hamka, S. Pd beserta staf melakukan monitoring terhadap rumah tahfidz yang ada di Kota Parepare dan Rumah Tahfidz Nahdatul Qurra Wattadrib merupakan satu-satunya rumah tahfidz yang berizin dan tidak berada di bawah naungan Pondok Pesantren.(nb)


Daerah LAINNYA