Bua (Inmas Luwu), Pondok Pesantren Nurul Jadid Bua Kecamatan Bua melaksnakan Wisuda Santri Perdana dalam Metode AMTSILATI (Program Pembaca Kitab Kuning) di kampus Ponpes Nurul Jadid Bua Kecamatan Bua Kab. Luwu, (Sabtu, 09/06/2018). Wisuda santri tersebut dihadiri oleh Kasi Pendis Kemenag Luwu bersama dengan staf dan pengawas Pendidikan Agama Islam.

Dalam sambutannya Kasi Pendis Kemenag Luwu (Drs. H. Armin, M.Sos.I) mewakili Kepala Kantor memberi apresiasi dengan adanya Pondok Pesantren Nurul Jadid ini, dikarenakan salah satu program Kanwil Prop. Sul-sel dan Kab./Kota yaitu Kitab Kuning, dan mengharapkan pondok pesantren yang lainnya di Kab. Luwu bisa mengikuti. Kementerian Agama Provinsi Sulawesi selatan dan Kab./Kota yang telah memprogramkan penguasaan kitab kuning disetiap pondok pesantren  Se Sul-Sel, Ponpes Nurul Jadid Bua telah melakukan terobosan terlebih dahulu dan bahkan sudah menamatkan santri pembaca kitab kuning dalam jangka waktu 11 bulan.

Pesantren Nurul Jadid Bua didirikan pada tahun 2016, dibawah pimpinan  Hj. Andi Sitti Nur. Pesantren Nurul Jadid Bua menggunakan tenaga pengajar pontren  dari Jepara K.H. Taufiqul Hakim (pengarang Kitab Amsilati) serta Kiyai dan ustadz yang sudah berpengalaman dalam mengajar dan memiliki ilmu agama yang baik. Walaupun Ponpes Nurul Jadid masih seumur jagung, namun siswanya telah mewakili Kab. Luwu pada lomba MTQ Tingkat Propinsi Bidang Fahmil Qur’an cabang CCQ dan mendapatkan Juara 1 untuk mewakili Sulsel ke Tingkat Nasional.

Pada acara wisuda santri Ponpes Nurul Jadid, Mereka memperlihatkan kelebihan ilmu dan pengetahuan mereka tentang kitab kuning, dan salah satu penguji dalam pengetahuan mereka tentang kitab kuning adalah Prof. DR. H. M. Said Mahmud, Lc, salah satu dosen IAIN Palopo, dan H. Akwal, S.Ag., MH  Kepala KUA Bua. Mereka mengatakan sulit dipercaya dalam waktu 11 bulan mereka begitu hebat dan mampu menjawab pertanyaan dan menjelaskan setiap arti dalam tulisan yang ditanyakan.(hmk/aLiL)