Meski telah kembali ke tanah air, kesehatan jemaah tetap terpantau

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Sudiang, (Inmas_Sulsel) -- Bagi seorang Ninda Sari, jemaah haji asal Kota Kendari usia 72 tahun, pelayanan yang diberikan petugas pendamping kloter khususnya pelayanan kesehatan begitu memuaskan.

Setelah sempat mengalami demam tinggi akibat kelelahan dan diinfus selama sehari menurutnya kinerja petugas kloter khususnya tim kesehatan yang dengan cepat melayani setiap keluhan yang dialaminya

Hal yang sama juga sempat dirasakan oleh jemaah an. Idah binti Sanukri, usia 80 tahun asal Kab. Kolaka. Masuk kategori jemaah beresiko tinggi karena faktor usia dan memiliki riwayat asam urat tidak membuatnya kesulitan beribadah

"Pelayanan yang diberikan petugas kloter sangat baik", menurutnya

Menurut koordinator kesehatan regional Indonesia Timur mewakili PPIH Debarkasi Hasanuddin Makassar, H. Muhammadong, M.Kes mengatakan, meskipun jemaah sudah kembali ke kampung halaman masing-masing, namun kesehatan perlu terus mendapat pantauan

Hal ini disampaikannya pada prosesi penerimaan kembali 457 jemaah haji kloter 21 asal prov. Sulawesi tenggara, Sabtu, (15/09) dinihari.

Perlu diperhatikan masa pemantauan perjalanan penyakit yang kemungkinan dibawa dari luar negeri dilakukan selama 21 hari

"Jika suhu tubuh diatas 38° atau batuk pilek agar sesegera mungkin periksakan diri ke puskesmas sebagai bentuk antisipasi masuknya penyakit dari negeri lain yang kita hindari untuk beredar di Indonesia"

Kita patut bersyukur, Alhamdulillah kesehatan kita terpelihara, berangkat dalam status kesehatan yang baik dan kembali dengan status kesehatan yang baik pula, ujarnya kembali

Diketahui, kloter 21 prov. Sultra gabungan Jemaah asal Kota Kendari, Kab. Bombana, Kab. Kolaka timu


Wilayah LAINNYA