Mis Aisyiyah Muhammadiyah Kepulauan Selayar Kembali Adakan Kegiatan Peningkatan Pemahaman Keagamaan Bagi Seluruh Jajarannya

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Kepulauan Selayar (Humas Benteng) bertempat di Mis Aisyiyah Muhammadiyah, Pengurus Komite dan seluruh guru Mis Aisyiyah Muhammadiyah kembali adakan kegiatan kajian keagamaan. (12/05/2021) Menurut Alham Radjab, Kepala Madrasah Mis Aisyiyah, kegiatan bulanan tersebut dilakukan dalam rangka menjalin silaturrahim antara pihak Komite dan Guru Sekolah agar tercipta sinergi dalam memajukan madrasah yang hebat dan bermartabat.

Sejak dilaksanakannya Kegiatan Kajian Keagamaan beberapa bulan lalu, telah berlalu pembahasan tentang adab makan dalam islam sebagaimana yang ditulis oleh Imam Alghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin, Adab Safar, cara pelaksanaan ibadah qurban, dan metode penentuan waktu fajar sebagaimana hasil munas muhammadiyah Tahun 2020.

Dalam kajian yang diadakan pada hari sabtu lalu, pihak Mis Aisyiyah berkenan mengundang Muhammad Yamril sebagai Narasumber kajian keagamaan.

”Saat ini kita sedang berada dalam Bulan dzulqa’dah yang berarti sebulan lagi kita semua akan menghadapi hari idul qurban. Mengingat pentingnya hari tersebut, maka seyogyanya kita semua harus mempersiapkan diri untuk hal itu.” Ujar Muhammad Yamril.

Menurutnya, walaupun pendapat yang paling rajih dalam Kitab Fiqhi bahwa berqurban hukumnya adalah Sunnah Muakkadah, namun seyogyanya setiap muslim berupaya secara maksimal untuk dapat berqurban dalam rangka membuktikan kesyukurannya kepada Allah Swt.

”Antara surat Almaun dan Surat Alkautsar memiliki hubungan dan kaitan yang sangat erat. Dalam Surat Almaun Allah jelaskan secara rinci ciri-ciri orang yang mendustakan agama; menghardik anak yatim, tidak menyuruh memberi makan fakir miskin, lalai dalam shalat, enggan memberi kepada sesama. Sedang dalam surat alkautsar Allah jelaskan terkait dengan ciri-ciri orang yang mensyukuri nikmat-Nya; senantiasa melaksanakan shalat, berbuat kebaikan semata mencari keridhaan-Nya, dan rela berqurban sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabiullah Ibrahim as.” Demikian Muhammad Yamril menjelaskan.

Muhammad Yamril, selain menjelaskan tentang Idul Qurban dengan mengulas Surat Alkautsar, beliau juga membahas sekilas terkait dengan sebab munculnya penambahan 8 (delapan) menit dalam pelaksanaan ibadah shalat shubuh. Menurut beliau, dengan memahami munculnya waktu fajar, dalam hal ini fajar sadik, maka akan jelas pula penentuan waktu pelaksanaan shalat isyraq. (Myr)

 

 


Daerah LAINNYA