Kegiatan FKUB Sulsel

Aminuddin : Toleransi, Aspek Tertinggi Sumbang Kenaikan Indeks Kerukunan

Foto bersama, salam Moderasi

Sungguminasa (Humas Gowa). Forum Kerukunan Umat Beragama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi menggelar Peningkatan Kapasitas Aktor FKUB dalam Pelopor Moderasi Beragama Angkatan Pertama, Sabtu, (13/1/2024) di aula Al Amanah.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Aminuddin mengatakan Index Kerukunan Beragama di Sulsel meningkat. "Sulsel meraih skor 76,92 secara nasional. Toleransi menjadi aspek dan indikator yang menyumbang kenaikan tertinggi pada indeks tersebut," ungkap Kakankemenag.

Sementara itu, Plt. Kakanwil Sulsel, Ali Yafied dalam sambutannya mengatakan Gus Menteri menargetkan kualitas keshalehan umat beragama bukan hanya Islam tapi semua.

"Moderasi beragama dimana umat menengahkan sikap dan pandangan dalam beragama, tidak ekstrim. Semua berkat toleransi masyarakat di Sulsel,” tutur Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulsel itu.

Menurutnya dalam agama disebutkan "Muliakan Anak Cucu Adam". “Jadi bukan hanya umat Islam, tapi seluruh umat manusia di dunia,” tambahnya.

"Imam kelurahan dan penghulu, luangkan waktu untuk berikan petuah-petuah toleransi pada saat pernikahan," imbuh mantan Kakankemenag Bulukumba itu.

Dalam materinya, Ashabul Kahfi, Ketua Komisi VIII DPR RI menyinggung tentang peran imam masjid. Baginya, imam adalah pemimpin, tugasnya memimpin shalat. “Bukan hanya dalam shalat, imam dituntut untuk berperan sebagai motivator dalam membangun toleransi,” tutur mantan dosen UIN Alauddin itu.

Menurutnya, Imam tentunya beda dengan penyuluh dan penghulu, walaupun terkadang bisa mewakili penghulu. Tapi dalam memotivasi umat, imam diharapkan memiliki kecerdasan menyiarkan paham moderasi beragama untuk kebersamaan umat.

"Itu perlu dimiliki imam, penyuluh ataupun penghulu. Keberhasilan seseorang tidak hanya didukung oleh kemampuan intelektual tetapi juga kemampuan emosionalnya dan kecerdasan religius," ungkapnya di hadapan 100 peserta.

Terakhir, Ashabul berpesan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan berita hoax melalui media sosial karena menurutnya hal tersebut berpotensi sebagai sumber konflik terutama bagi masyarakat yang pemahaman agamanya terbatas.(OH)


Daerah LAINNYA