Watampone, (Humas Bone) – Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (PC. APRI) Kabupaten Bone menggelar kegiatan *Penguatan Kepenghuluan* untuk mengingatkan kembali pemahaman dan profesionalisme penghulu di lingkup Kementerian Agama Kabupaten Bone. Acara yang berlangsung pada Rabu (6/11/2024) di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Bone ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kemenag Bone H. Abdul Rafik, Kasubag TU, Kepala Seksi Bimas Islam, Kepala Seksi PD.Pontren, serta seluruh penghulu di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Bone.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Bone, H. Abdul Rafik, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana memperkuat ikatan persaudaraan, kebersamaan dan kesetiakawanan di antara para penghulu. “Kegiatan ini bukan hanya sekadar pertemuan formal, tetapi juga upaya untuk mempererat tali persaudaraan dan kesetiakawanan kita di lingkungan Kementerian Agama,” ujarnya.
Lebih lanjut, H. Abdul Rafik mengingatkan kembali tugas dan fungsi utama para penghulu, khususnya bagi Kepala KUA Kecamatan yang memegang amanah sebagai penghulu. Ia menekankan pentingnya bekerja dengan prinsip membiasakan yang benar, bukan membenarkan kebiasaan yang kurang tepat.
"Tugas utama kita adalah melaksanakan pencatatan nikah dan perwalian nikah sesuai dengan aturan yang berlaku. Penting bagi kita untuk berpegang pada kebenaran dalam menjalankan amanah ini,” jelasnya.
Kepala Kantor juga menyoroti pentingnya kapasitas dan kompetensi penghulu dalam berinteraksi dengan masyarakat. “Sebagai penghulu, kita harus memiliki kapasitas yang memadai. Setiap hari kita berhadapan dengan masyarakat, dan oleh karena itu kita perlu memiliki kemampuan yang baik dalam memahami kebutuhan dan harapan mereka,” imbuhnya.
Salah satu poin penting dalam arahan H. Abdul Rafik adalah pentingnya bimbingan perkawinan yang menyeluruh, khususnya dalam kursus calon pengantin. Ia menyarankan agar pembinaan ini juga melibatkan narasumber perempuan agar dapat menjangkau perspektif calon pengantin perempuan, yang sering kali memiliki perbedaan dari calon pengantin laki-laki.
“Calon pengantin perempuan lebih mengedepankan perasaan, sementara laki-laki cenderung berpikir dengan rasio. Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan pendekatan dalam pembinaan calon pengantin,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para penghulu di Kabupaten Bone dapat meningkatkan kompetensi mereka serta memahami lebih dalam tugas dan fungsi sebagai penghulu, sehingga mampu menjalankan peran mereka dengan profesionalisme dan penuh tanggung jawab. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum untuk memperkokoh persatuan dan soliditas di antara para penghulu demi pelayanan terbaik bagi masyarakat. (Ahdi)