Bone, (Humas Kemenag) - Setiap pasangan yang mengelola keluarga wajib mengetahui dinamika organisasi, karena keluarga adalah organisasi terkecil dalam masyarakat. Karakteristik dan perjalanan dinamika organisasi juga akan terjadi pada keluarga. Kenali dan pahami dinamika keluarga, untuk menjadikan keluarga yang memiliki progress kebahagiaan yang semakin membaik. Jelas Kepala Kantor Kemenag Kab. Bone ketika menyampaikan materi pada kegiatan Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin angkatan ke 16 di Aula Kantor Kemenag Kab. Bone. (07/11/2017).
Keluarga bahagia bukan berarti tanpa konflik sama sekali, bukan berarti tidak ada tangisan dan bukan pula tidak ada penderitaan di dalamnya. Keluarga bahagia menjadikan semua persoalan dan masalah yang dihadapinya sebagai pelajaran untuk meningkatkan derajat dan kualitas keluarga. Banyak tangisan yang berarti kebahagiaan, ada juga orang yang menikmati penderitaan bahkan ada pula orang yang menjadikan konflik sebagai ujian kesabaran dan mensyukurinya.
Hilangnya etika pergaulan suami-istri dan sopan santun merupakan bibit kanker yang menggerogoti benih-benih rasa cinta dan simpati. Semua orang mengatakan hal ini, namun aneh sekali bahwa kita ini lebih sopan terhadap orang-orang lain daripada terhadap anggota keluarga sendiri.
Bahkan ironisnya justru anggota-anggota keluarga kita sendiri yang paling dekat dan kita sayangi, kita berani dan sering menghina serta menyakitinya dengan mengecam kesalahan-kesalahan kecil mereka. Memang aneh tapi nyata bahwa sesungguhnya orang-orang yang paling kita hina dan sakiti hatinya biasanya adalah orang-orang terdekat yang tinggal serumah dengan kita sebab, kita ini semua buta dan tidak peka terhadap perasaan-perasaan orang lain.
Salah satu tujuan perkawinan adalah menyatukan perbedaan. Allah memang telah menciptakan manusia beraneka ragam kecenderungan, watak dan pembawaannya. Setiap orang mempunyai kepribadian, pemikiran dan tabiat tersendiri. Hal ini terlihat dari penampilan lahiriyahnya dan sikap mentalnya.
Namun perbedaan ini hanyalah merupakan perbedaan yang bersifat variatif dan bukan perbedaan paradoksal yang bertentangan dan konfrontatif, melainkan ia merupakan kekayaan. Sebagaimana Allah menciptakan beraneka ragam tanaman dan buahnya walaupun disiram dengan air yang sama.
Tabiat alam adalah memiliki beraneka bentuk, iklim dan warna. Namun perbedaan itu hanyalah sebagai perbedaan variatif saja dan tidak menimbulkan pertentangan antara satu dan yang lainnya. Oleh karenanya, konflik yang dikelola secara positif dan menjadi kekuatan dinamis, dan kontrol merupakan keniscayaan sebagai rahmat yang Nabi Muhammad saw tekankan sisi positifnya : “Perbedaan ummatku adalah rahmat”. Akan tetapi perbedaan pendapat atau konflik yang kontra produktif dan destruktif yang mengakibatkan perpecahan, perceraian dan permusuhan dicela dalam Islam.
Ketika andah suda ijab Kabul, sah menjadi pasangan suami istri. Anda harus buang jauh-jauh semua memori romantis anda bersama orang sebelum pasangan yang sah. Sekarang marak aplikasi media sosial yang juga bisa menjadi bomerang bagi kehidupan rumah tangga anda nantinya.
Dengan adanya sistem chating di WhatsApp, BBM dan Messenger. Bisa saja kembali jalin komunikasi dengan mantan kekasih. Chatingnya lupa didelete, akhirnya pasangan anda membacanya, itu bisa menjadi konflik yang besar.
Jadi kesimpulannya, ketika suda berumah tangga, memori dibuang jauh-jauh. Di samping itu berusaha membangun sistem dan budaya komunikasi keluarga yang baik, lancar dan terbuka agar hubungan selaluharmonis. Jelas Kepala Kantor Kemenag Kab. Bone Drs. H. M. Amin M, M.HI kepada 101 pasangan calon pengantin yang merupakan utusan dari KUA Kecamatan Barebbo, Sibulue, Tanete Riattang dan Tellusiattinge. (ah/arf)