Di Kampung Ini Tidak Ada Sekolah, H.Thamrin : Kebodohan Itu Identik Dengan Kemiskinan

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Sangalla, (Humas Kemenag Tator) - Ta'ba', sebuah kampung di pedalaman Batualu Kec.Sangalla Selatan, yang nyaris terisolir dari kampung sekitarnya karena ketiadaan akses jalan yang dapat dilalui kendaraan.

Untuk menjangkau kampung ini, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam lamanya berjalan kaki, dengan terlebih dahulu menggunakan kendaraan roda empat sekira 30 menit dari pasar Sangalla.

Atas inisiasi Buhari Pamilangan, salah seorang guru MTsN 1 yang juga merupakan pengurus BKPRMI Kab.Tana Toraja, Dia mengajak Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kab.Tana Toraja Hj.Nurlia Victor Batara, dan Ketua PC NU H.Ahmad Toago bersama puluhan aggota BKPRMI lainnya untuk menyambangi kampung ini. Ajakan ini sekaitan dengan dilaksanakannya Pengajian Tingkat Kecamatan, dimana Masjid Ridho Allah Ta'ba' mendapat gilirian sebagai rumah. Minggu, 5 Agustus 2018.

Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kab.Tana Toraja, yang juga menjabat selaku Ketua BKPRMI H.Thamrin Lodo, dihadapan puluhan jamaah dan seluruh imam masjid se Kec. Sangalla Selatan, mewakili pengurus masjid Ridho Allah, dia memaparkan kondisi masyarakat Taba', sekaligus mengungkapkan keprihatinannya atas ketiadaan sekolah di Ta'ba', serta kondisi bangunan masjid Ridho Allah Ta'ba' yang jauh dari layak untuk disebut sebagai rumah ibadah.

"Sebagai langkah awal, kita akan usulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk segera merealisasikan program sekolah di bawah pohon di daerah-daerah yang terisolir seperti di Ta'ba' ini", ujar Hj.Nurlia menaggapi paparan H.Tamrin.

"Diupayakan ada guru sukarela yang nantinya akan mengajar anak-anak disini. Dan itu akan kita minta aggarannya dari diknas untuk menggaji mereka", lanjutnya.

Isteri Wakil Bupati Tana Toraja ini kemudian menyampaikan niatnya untuk menitipkan hewan kurbannya berupa 1 ekor sapi untuk disembeli di masjid Ridha Allah pada hari raya idul adha nanti.

Selepas acara pengajian yang juga dihadiri oleh puluhan warga non muslim di Ta'ba' ini, H.Thmarin mengungkapkan bahwa anak-anak di Ta'ba' telat mengenyam pendidikan karena ketiadaan sarana pendidikan. "Kasihan anak-anak kita disini, melihat usianya, mereka seharusnya sudah duduk di bangku kelas 3 SD. Tapi karena ketiadaan sekolah sehingga membaca saja mereka belum bisa", ungkap H.Thamrin.

"Kebodohan itu identik dengan kemiskinan, untuk itu menjadi tanggungjawab kita bersama dengan pemerintah kabupaten untuk mencerdaskan mereka. Kalau program sekolah di bawah pohon bisa terealisasi, maka nantinya mereka dapat diikutkan ujian paket A untuk mendapatkan ijazah", pungkasnya. (AB/arf). 


Daerah LAINNYA