Dua Pejabat Kemenag Putra Daerah, Letakkan Batu Pertama

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Bone, (Humas Bone) – Dua Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten meletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Hidayah Desa Kajuara Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone. Ahad, (15/10/2017).

Rencana pembangunan Masjid Nurul Hidayah Kajuara akhirnya terealisasi dengan dimulainya peletakan batu pondasi pertama oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pinrang Drs. H. Sudirman D, M.Ag. Selanjutnya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone Drs. H. M. Amin M, M.HI yang disaksikan oleh ratusan orang. Kedua pejabat ini merupakan putra daerah setempat. Ketika berjaya, keduanya tetap mengingat kampung halaman.

Peletakan batu dilanjutkan oleh Kepala Seksi Bimas Islam Kantor Kemenag Kab. Bone Taufiq Raden, S.Ag,. M.Sos.I Selanjutnya Kepala KUA Kecamatan Awangpone H. Ambo Tuo, S.Ag, kemudian disusul Imam Majid Desa Kajuara dan bendahara Masjid Nurul Hidayah.

Selain warga setempat kegiatan ini dihadiri pula beberapa Kepala KUA Kecamatan dan Kepala Madrasah Negeri se Kabupaten Bone. Sebelumnya keberadaan masjid ini suda ada di dusun tersebut, namun seiring perkembangan zaman harus mengikuti kehendak potensi masyarakat. Maka Masjid harus direnovasi dengan ukuran yang lebih besar lagi.

Kendatipun masjid tidak direnovasi, akan tetapi masyarakat membangun masjid baru tanpa merebohkan bangunan masjid yang ada. H. Sudirman kepada redaksi mengatakan bahwa Masjid yang lama akan dijadikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ). Oleh karena itu tidak dirobohkan. Maka masjid yang baru dibangun dilokasi yang lain dengan jarak dari masjid sebelumnya ± 200m.

Posisi masjid yang dibangun lebih strategis daripada Masjid yang ada karena berada disekitar rumah warga. Sedangkan masjid yang lama dengan posisi dipinggir pemukiman warga dan sawah. Berdasarkan hasil wawancara redaksi dengan Abidin usia 60 tahun warga setempat. Abidin mengatakan bahwa lokasi pembangunan Masjid Nurul Hidayah yang baru dengan luas tanah 100m². Sebelumnya tanah ini milik saya, dan atas nama panitia masjid membeli seharga Rp. 150.000.000,-

Informasi yang diperoleh redaksi kepada warga yang lain mengatakan bahwa uang senilai Rp. 150.000.000,- merupakan isi kotak amal dan sumbangan yang masuk dimasjid selama beberapa tahun. Uang itu yang dipakai untuk membeli tanahnya Abidin dengan luas 100m². Sedangkan ukuran luas bangunan dengan panjang 21m dan lebarnya 18m.

Kehendak masyarakat setempat untuk membangun Masjid Nurul Hidayah Kajuara mendapat respon dikalangan orang yang berstatus sosial kelas atas. Oleh karena itu tidak sedikit orang berinfaq atau bersedekah demi membangun rumah ibadah. Mereka sadar dengan sabda Rasulullah Saw bahwa siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di Surga.

Jadi tidak heran jika panitia pembangunan masjid menerima sumbangan baik berupa uang dan bahan material bangunan. Melihat banyaknya sumbangan yang masuk, maka warga setempat memulai untuk membangun. (ah/arf)


Daerah LAINNYA