Guru Piket MIN 8 Bone Dapat Sajian Khas Bugis dari Ortu Peserdik

Guru Piket MIN 8 Bone Dapat Sajian Khas Bugis dari Ortu Peserdik

Watampone, (Humas Bone) - MIN 8 Bone kembali memberikan contoh kebersamaan dan kekompakan yang terjalin antara guru, siswa, dan orang tua. Pada salah satu pagi yang cerah, guru-guru piket madrasah mendapatkan kejutan manis berupa sarapan pagi khas Bugis yang disediakan oleh orang tua peserta didik. Kue tradisional seperti "bandang-bandang" dan "taripang" disajikan, menambah suasana syukur dan kegembiraan di lingkungan madrasah.

Wildana, salah satu guru piket yang bertugas hari itu, mengungkapkan rasa terima kasih dan kegembiraannya atas perhatian yang diberikan oleh para orang tua. “Ini adalah bentuk dukungan yang luar biasa. Bukan hanya menyenangkan, tetapi juga mempererat hubungan antara kami sebagai pendidik dengan orang tua peserta didik. Ini benar-benar membuat kami merasa dihargai dan diakui,” ujarnya.

Sajian kue-kue tradisional tersebut menambah semangat para guru piket yang telah standby sejak pukul 06.45 di gerbang madrasah untuk menyambut siswa. Dengan penuh dedikasi, mereka menyapa setiap anak yang datang dengan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun (5S). Kehangatan sambutan ini semakin disempurnakan dengan adanya momen kebersamaan saat menikmati sarapan pagi bersama.

Kegiatan ini juga membawa suasana syukur yang mendalam. Guru-guru piket, termasuk  Marhaeni, Wildana dan lainnya, merasakan kebersamaan yang lebih erat, tidak hanya di antara mereka sebagai rekan kerja, tetapi juga dengan orang tua Peserdik. Kue "bandang-bandang" yang manis dan lembut, serta "taripang" yang gurih, menjadi simbol kebersamaan yang melampaui sekadar tugas formal, melainkan wujud rasa syukur atas amanah yang dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Hj. Harnidah, kepala MIN 8 Bone, menyampaikan apresiasi khusus kepada orang tua siswa atas kepedulian dan partisipasi mereka dalam menciptakan suasana positif di madrasah. "Ini adalah contoh baik dari kolaborasi yang kita bangun antara madrasah dan orang tua. Kue tradisional ini tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menjadi simbol kekompakan yang terus kita jaga demi pendidikan anak-anak kita," katanya.

Dengan kegiatan seperti ini, suasana di MIN 8 Bone semakin terasa hangat dan penuh kebersamaan. Guru-guru yang bertugas sebagai piket tidak hanya menjalankan kewajibannya dalam mengawasi dan membimbing Peserdik, tetapi juga merasakan dukungan dari berbagai pihak, yang semakin memperkuat rasa persaudaraan di antara seluruh komunitas madrasah.

Momen sarapan pagi ini tidak hanya menjadi pengisi energi fisik, tetapi juga sebagai penguat mental dan emosional para guru, menjadikan mereka semakin kompak dan siap untuk menjalani hari dengan penuh semangat. Kombinasi antara tanggung jawab, rasa syukur, dan kekompakan ini menjadi fondasi penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik di MIN 8 Bone. (A. Anto/Ahdi).


Daerah LAINNYA