Gus Men : Kementerian Agama Satu-satunya yang Menyandang Nama Agama

Makassar (Humas Pangkep), Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Men mengadakan kunjungan ke Makassar dalam rangka Silaturrahmi bersama ASN Kementerian Agama se Sulawesi Selatan yang digelar di aula Arafah Asrama Haji Makassar, Selasa 16 Januari 2024.

Tampak hadir pada acara silaturrahmi ini, diantaranya Rektor UIN Makassar bersama jajaran, Rektor IAIN Bone, Rektor IAIN Palopo, Rektor IAIN Parepare, Rektor STAIN Majene, Plt Kakanwil Kemenag Sulsel, Kakanwil Kemenag Gorontalo, para Kepala Bidang dan Pembimas lingkup Kanwil Kemenag Sulsel, para Kakan Kemenag Kab. / Kota se Sulawesi Selatan serta para Kasubah TU, Kepala Seksi, Kepala Madrasah dan Kepala KUA se Sulawesi Selatan serta ratusan pegawai Kanwil Kemenag Sulsel.

Dalam acara yang bertajuk Silaturrahmi Menteri Agama dengan ASN Kemenag Sulsel ini, Gus Men dalam arahannya menyampaikan bahwa seluruh ASN Kemenag harus berhati-hati betul dalam bekerja dan memberi pelayanan kepada masyarakat karena kita bekerja di kementerian satu-satunya yang menyandang nama agama.

Di tempat lain, tidak ada yang menggunakan kata agama, ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk terus berbuat baik sekaligus menjadi tantangan, karena apa yang kita lakukan harus mencerminkan nilai-nilai agama, ujarnya.

“Di zaman serba destruktif sekarang ini, zaman dimana tidak ada lagi batasan, kita ibarat hidup dalam aquariun, dalam ruang kaca, apapun yang kita kerjakan dan lakukan itu menjadi tontonan masyarakat,” ucapnya.

Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Menteri Agama RI Adung Abdul Rochman dalam sambutannya mengatakan bahwa 3 tahun yang lalu ketika Gus Men diberi amanah sebagai Menteri Agama, ia mencoba memahami problem yang ada di Kemenag mengingat instansi ini adalah salah satu satker terbanyak dengan ASN yang berjumlah 235 ribu lebih.

Gus Adung juga mengungkapkan sejumlah capaian Kemenag dibawah komando Gus Men, termasuk 7 program prioritas, seperti Cyber Islamic Univerisity yang menurutnya telah memberi kesempatan kepada guru-guru di pedalaman untuk meningkatkan jenjang pendidikannya.

"Begitu pula program revitalisasi terhadap 1000 lebih KUA dan pemberian bantuan inkubasi bisnis terhadap 2000 lebih pesantren di Indonesia, termasuk dijadikannya Candi Borubudur dan Candi Prambanan sebagai pusat ziarah umat Buddah dan Hindu,” tandasnya. (AJL)


Daerah LAINNYA